Pasca Penembakan Berujung Ricuh di Puncak Jaya, Situasi Keamanan Berangsur Kondusif

Pj Sekda Puncak Jaya, Yubelina Enumbi bersama Dandim 1714/Pj dan Kapolres serta perwakilan stakeholder usai rapat/DiskominfoPJ

MULIA, wartaplus.com - Pasca kericuhan yang terjadi akibat penembakan tiga warga sipil oleh aparat TNI, situasi keamanan di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah berangsur kondusif.

Ini ditegaskan Pj Sekda Kabupaten Puncak Jaya, Yubelina Enumbi SE.MM dalam pernyataan sikap hasil rapat pemulihan kondisi Kamtibmas yang dihadiri Forkompimda bersama Tokoh masyarakat, keluarga Korban, Pimpinan Ormas dan OPD Puncak Jaya, Kamis (18/07/2024).

"Kondisi Mulia per hari ini (Kamis, 18/07) secara resmi dinyatakan aman dan kondusif," tegas Pj Sekda.

Pj Sekda mewakili pemerintah daerah juga menyampaikan ucapan turut berduka cita mendalam atas kejadian yang mengakibatkan kerugian material, korban jiwa baik di masyarakat asli Puncak Jaya maupun warga nusantara.

"Sikap Pemerintah tidak membeda-bedakan warga OAP maupun Non OAP (warga nusantara) semua sama adalah masyarakat Puncak Jaya," ucapnya.

Pj Sekda juga mengimbau warga nusantara yang mengamankan diri di Mapolres dan Makodim 1714/PJ dapat kembali ke rumah/kios mereka masing-masing.

"Selanjutnya aktivitas pelayanan, perdagangan, pelayanan kesehatan di RSUD dan Puskesmas, aktivitas pendidikan, Kantor Pemerintah maupun swasta, BUMN, Warung, ojek dan lainnya dapat berjalan seperti biasa," imbaunya.

Untuk aktifitas usaha sudah bisa buka sesuai jam operasional yg sudah ditentukan sesuai Surat Edaran Bupati. Dengan batas sampai jam 17:00 WIT

Kemudian untuk ojek batas operasional sampai jam 17:00 di dalam kota saja, tidak melewati batas kota yg sudah di tentukan selama 1-2 Bulan kedepannya.

Adapun setelah upaya damai ini, tegas Pj Sekda, masih terdapat aksi kejahatan, pelaku kejahatan yg melakukan gangguan dengan melakukan penodongan dianggap sebagai kejahatan dan akan ditindak secara hukum dan dari pihak keluarga korban menyatakan tidak ada kaitan dengan kejadian kericuhan.

Bahwa Kejadian di RSUD adalah spontanitas dan bukan terencana, hal ini karena dipengaruhi adat istiadat Lani sebagai bentuk ekspresi jika ada keluarga yang dihormati/dicintai meninggal dunia dengan cara yang tidak wajar,

Meski ada aksi pengrusakan karena alasan adat, Hal demikian habis saat itu saja. Jika terjadi aksi pelemparan itu hal biasa dan berlangsung hanya hari itu saja. Tidak berlanjut sampai esok.

Pj Sekda Meminta seluruh masyarakat tetap waspada dan meminta aparat untuk merutinkan patroli sajam.

Seperti diberitakan sebelumnya, aparat gabungan TNI menembak mati tiga orang warga sipil yang diduga sebagai anggota gerombolan OPM dalam operasi penyergapan di sebuah kios, di Distrik Muara, Selasa (16/07/2024) malam.

Tiga warga sipil yang meninggal dunia yaitu Pemerinta Murib, Kepala Kampung Dokome, Dominus Enumbi Ketua Bamuskam asal Kampung Karubate, dan Tonda Wanimbo bendahara Kampung Temu asal Distrik Ilamburawi.

Ketiga jenazah disemayamkan di RSUD Mulia, dan Keluarga korban yang tidak terima atas penembakan tersebut, pada Rabu (17/07/2024) pagi saat dialog penyelesaian dengan Forkopimda, tidak puas dengan penjelasan aparat TNI sehingga melakukan pelemparan batu dan pengrusakan kendaraan dinas yang digunakan Forkopimda.

Aksi anarkis massa berlanjut dengan melakukan penyerangan terhadap warga nusantara. Empat orang jadi korban penyerangan dengan senjata tajam.

Identitas korban yaitu Abdullah Jaelani, tukang ojek meninggal dunia, lalu Surati Nina pemilik warung mengalami luka panah di dada dan tangan putus, Sani lololembang ASN mengalami luka sabetan parang di tangan dan Arief juga luka sabetan parang.

Sejak kejadian tersebut situasi Kota Mulia mencekam yang berujung penjarahan di beberapa kios, akibatnya seluruh aktivitas berhenti total dan sejumlah warga mengamankan diri ke Kodim 1714/PJ dan Mapolres.(rilis)