Keluarga Korban Penembakan di Puncak Jaya Tuntut Permintaan Maaf TNI

Tokoh Masyarakat Puncak Jaya, Otius Wonda/istimewa

MULIA, wartaplus.com - Keluarga dari tiga korban penembakan di Puncak Jaya menuntut agar TNI dalam hal ini Kodam XVII/Cenderawasih dan jajaran segera mengklarifikasi, meminta maaf dan memulihkan nama baik masyarakat Puncak Jaya.

Tuntutan ini disampaikan langsung oleh perwakilan keluarga korban, Oties  Wonda dan Leson Gire dalam pertemuan keluarga korban dengan Pj Sekda Puncak Jaya, Yubelina Enumbi, dan dihadiri Kapolres Puncak Jaya, Dandim 1714/PJ, sejumlah ormas, Tokoh Pemuda/Masyarakat, Tokoh Pemuda dan Kepala OPD Puncak Jaya, Kamis (18/07/2024).

Dalam kesempatannya, Oties Wonda yang juga selaku Tokoh Masyarakat membantah dengan keras jika ketiga korban yang meninggal dunia adalah anggota gerombolan Organisasi Papua Merdeka (OPM) seperti yang diklaim oleh Aparat TNI yang menembak mati ketiganya.

"Kita mau klarifikasi bahwa ketiga korban itu bukan OPM seperti yang disampaikan TNI di media media. Ketiga korban itu murni masyarakat sipil ada sebagai Kepala Kampung, Bamuskam dan masyarakat biasa," tegas Oties.

Ketiga korban meninggal dunia yaitu Pemerinta Morib selaku Kepala Kampung Dokome, Dominus Enumbi Ketua Bamuskam asal Kampung Karubate, dan Tonda Wanimbo selaku bendahara Kampung Temu asal Distrik Ilamburawi.

"Kodam Cenderawasih dan jajaran harus meminta maaf dan memulihkan nama baik masyarakat Puncak Jaya dengan membentuk tim pencari fakta untuk mencari kebenaran," tegas pintanya.

Otius Wonda juga menegaskan bahwa pihak keluarga telah menyepakati jalan damai, dan tidak akan memperpanjang masalah dan aksi serta meminta keluarga nusantara untuk kembali beraktivitas seperti biasa.

Leson Gire menambahkan, aksi pembakaran kendaraan dan pelemparan, hal itu adalah aksi spontanitas sebagai bagian dari adat dari bentuk ketidakpuasan keluarga korban.

"Kami sangat kecewa dan aksi (pembakaran dan pelemparan) itu tidak direncanakan, itu diluar nalar kami. Itu masalah sudah terjadi, cukup, kami tidak akan lakukan lagi aksi kekerasan berikut. Saat ini kami masih trauma dan berduka," ucapnya.

Sementara itu Pj Sekda Puncak Jaya, Yubelina Enumbi secara tegas menyatakan bahwa Kabupaten Puncak Jaya telah kembali aman dan kondusif.

"Saya selaku Pj Sekda mewakili Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya menyatakan Kabupaten Puncak Jaya telah kembali aman dan kondusif. Kami disini bersama bergandengan tangan dengan para tokoh gereja, ormas juga TNI Polri menyatakan Puncak Jaya damai," tegasnya.

Dalam pertemuan itu, Pj Sekda juga mengajak seluruh keluarga korban dan masyarakat nusantara untuk bersama-sama menjemput HUT Kemerdekaan RI Ke-79.

Meminta ojek dan kios untuk mematuhi aturan jam operasional perdagangan dan batas wilayah antar jemput penumpang melebihi batas.

Memahami tugas pokok TNI/Polri untuk tetap menjaga keamanan dan Kamtibmas dengan presisi dan tetap berkoordinasi asal jangan lagi terjadi korban di masyarakat.

Dari informasi yang diterima redaksi, hingga Kamis malam, warga nusantara yang sebelumnya memilih mengamankan diri ke Mapolres  dan Makodim Puncak Jaya, telah berangsur kembali ke rumah mereka masing masing.

Seperti diketahui, pasca penembakan yang menewaskan tiga warga sipil oleh aparat gabungan TNI pada Selasa (16/07/2024) malam lalu, situasi kota Mulia, Ibukota Kabupaten Puncak Jaya mencekam.

Keluarga ketiga korban meninggal dunia, tidak terima dan melakukan aksi pelemparan dan pembakaran kendaraan dinas milik TNI, Polri dan pemda  setempat.

Bahkan dalam kericuhan ini, empat orang warga nusantara menjadi korban terkena sabetan parang, satu diantaranya meninggal dunia.**