JAYAPURA,wartaplus.com - Pedagang Papua Meri Kbarek selalu menerima pesanan daun ketupat saat perayaan Hari Raya Idul Adha. "Ibu haji selalu menghubungi kami baik lewat telepon maupun datang langsung ke rumah untuk memperoleh daun ketupat yang sudah dianyam biasanya 1.000 buah," kata Meri Kbarek yang sehari-hari berjualan di Pasar Sentral Youtefa Distrik Abepura Kota Jayapura, Papua di Jayapura, Senin.
Menurut Kbarek, daun kelapa untuk membuat ketupat diperoleh dari pekarangan rumahnya yang memang banyak ditumbuhi pohon kelapa. "Puji Tuhan setiap Lebaran baik itu Idul Adha maupun Idul Fitri selalu membawah berkat bagi kami, karena pendapatan bisa meningkat dibandingkan dengan hari-hari biasa," ujarnya.
Ia menjelaskan sehari-hari dirinya berjualan sayu mayur yang diperoleh dari kebunnya atau pun dibeli pada pasar malam dan dijual kembali pagi harinya. "Pendapatan yang diperoleh itu untuk kebutuhan sehari-hari maupun biaya pendidikan anak sekolah," katanya.
Dia menambahkan pesanan daun ketupat juga tidak hanya pada saat momentum Idul Adha maupun Idul Fitri tetapi setiap minggunya pasti ada yang memesan untuk pembuatan ketupat untuk jualan Coto Makassar.
"Kami juga sudah ada langganan daun ketupat yang diambil ibu haji, sehingga kami selalu menyediakan ketika dihubungi," ujarnya.
Daun ketupat kalau dijual per ikat terdapat 10-15 daun yang sudah dianyam dihargai Rp20.000-Rp30.000, dan daun ketupat belum dianyam biasanya dijual Rp50.000 karena jumlahnya banyak.
Pedagang Papua Rutin Terima Pesanan Daun Ketupat Saat Idul Adha
Pedagang Papua Meri Kbarek saat menunjukan daun ketupat yang telah dianyam di Pasar Youtefa Distrik Abepura Kota Jayapura, Papua pada Senin (17/6) 2024. (ANTARA/Yudhi Efendi)