TIMIKA, wartaplus.com - Pasca teror kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) di wilayah Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah beberap pekan lalu, aparat keamanan TNI Polri kini terus mengintensifkan pengamanan di wilayah tersebut.
Aksi OPM mengganggu keamanan Homeyo tidak surut berhenti, dimulai sejak serangan terhadap Polsek Homeyo pada tanggal 30 April 2024 yang mengakibatkan seorang remaja bernama Alexsander Parapak meninggal dunia.
Serangan OPM berikutnya adalah aksi pembakaran bangunan SD Inpres Pogapa pada hari Rabu 1/5/2024, dilanjutkan upaya penyerangan terhadap Koramil 1705-05/Homeyo pada tanggal 2 Mei 2024.
Namun aksi yang menimbulkan ketakutan warga tersebut, akhirnya dibungkam dengan perebutan cepat dalam waktu 20 menit oleh Komando Operasi TNI (KoopsTNI) Habema dan Satgas Nanggala Kopassus yang pada akhirnya berhasil mengevakuasi jenasah Alexsander Parapak.
Kepala Penerangan KOOPS HABEMA, Letkol Arh Yogi Nugroho dalam rilis tertulisnya mengatakan, pasca perebutan cepat tersebut, aparat Gabungan aktif menggelar Operasi Pengamanan wilayah Distrik Homeyo, baik melalui patroli maupun pengejaran dan penindakan terhadap personel OPM yang berusaha mengganggu kembali Homeyo.
"Aparat Gabungan tersebut melibatkan satuan jajaran Koops Habema, Satgas Nanggala, dan Aparat Kewilayahan TNI AD yakni Kodim Persiapan Intan Jaya yang dipimpin oleh Letkol Inf Cecep Cahyadi," katanya.
Akhirnya, usaha dan kerja keras aparat gabungan membuahkan hasil maksimal, pada Sabtu (18/05/2024) pagi, warga yang terdiri dari laki laki dan perempuan dewasa beserta anak anak bisa kembali kerumahnya setelah sempat mengamankan diri ke pos TNI selama tiga minggu.
"Keputusan tersebut diambil setelah mereka mengetahui keadaan yang berangsung kondusif di Homeyo.
Bahkan, untuk menunjukkan kegembiraannya, seluruh warga yang kembali tersebut menari-nari kegirangan dalam tarian adat Waita di tengah-tengah landasan Bandara Perintis Pogapa," terang Letkol Yogi.
Hengki Bagubau selaku Sekretaris Distrik Homeyo menyapaikan terima kasih atas karya Aparat TNI HABEMA yang berhasil membuat warga Homeyo kembali dari pengungsian.
"Kami berterima kasih kepada TNI yang sudah mengamankan wilayah ini," ucapnya yang dalam kesempatan itu juga dihadiri Bapak Markus selaku Ketua Gereja GKI Klasis Homeyo, Markus, Yansen Bagubau sebagai Pewarta Gembala Katolik serta Mama Martina Bagubau yang mewakili kaum wanita Homeyo.
Keberhasilan Aparat Gabungan dalam mengamankan wilayah Homeyo juga disambut gembira oleh sejumlah Maskapai Penerbangan Sipil yang selama ini beroperasi menggunakan Bandara Perintis Pogapa.
Sabtu pagi itu, setelah mengetahui Homeyo dalam keadaan aman, sebuah pesawat sipil jenis Caravan telah berhasil landing dan take-off dari landasan Bandara Perintis Pogapa dalam keadaan aman tanpa gangguan sama sekali.
"Keberhasilan Aparat Gabungan menjaga keamanan Distrik Homeyo, serta mengembalikan warga dari pengungsian dan mengoperasionalkan kembali Bandara Perintis Pogapa, merupakan tindakan nyata dalam mewujudkan situasi keamanan wilayah yang kondusif guna mendukung semua proses percepatan pembangunan Papua," tegas Panglima Kogabwilhan III Letjen TNI Richard T.H. Tampubolon, pasca menerima laporan keberhasilan tugas di Homeyo.(rilis)