PUNYA nama besar dan popularitas, sosok Paulus Waterpauw sangat berpengaruh pada pesta demokrasi Pilkada Papua yang akan diselenggarakan November 2024.
Kemunculan namanya jelang Pilkada serentak otomatis mengubah peta kontestasi politik di provinsi Induk-Papua. Saya menyebut PW ini seperti meteor yang kemudian memasuki atmosfer bumi yang biasa disebut "bintang jatuh".
Sekali lagi, PW ini seperti "bintang jatuh" ke bumi Papua yang kemudian membuat nama calon gubernur dan wakil gubernur yang sebelumnya santer terdengar dikuping masyarakat Papua menjadi tidak relevan jika mereka mau tatap muka pada pilkada mendatang.
Setidaknya Papua memerlukan kepemimpinan yang profetik dan transformatif, kompleksitas situasi dan tantangan yang dihadapi Papua saat ini memerlukan kepemimpinan yang kuat di segala lini.
Pertama, salah satu permasalahan yang belum menemukan titik penyelesaiannya hingga saat ini adalah merosotnya integritas para pemimpin daerah Papua sebelumnya. Sejarah mencatat banyak pemimpin daerah /Papua yang sering kali menyalahgunakan kekuasaannya (korupsi) yang justru berujung negatif terhadap pemimpin Papua itu sendiri sehingga menghilangkan rasa simpati dan empati dari masyarakat Papua sendiri.
Kompleksitas yang dihadapi Papua hari ini dan kedepannya membutuhkan sosok pemimpin yang mempunyai kapasitas dan integritas yang dapat memberikan rasa keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat Papua. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin Papua dengan segala problematikanya hari ini ialah mampu mempengaruhi (hal -hal yang positif dan bermanfaat) dengan kemampuan yang dimilikinya.
Sekali lagi kepemimpinan Papua kedepan harus mempunyai kemampuan spiritualitas, intelektualitas dan kepemimpinan (leadership) yang mumpuni, dan saya kira dari semua prasyarat di atas ada pada sosok PW.
Kedua, Papua memerlukan kepemimpinan profetik: konsep kepemimpinan Papua kedepan harus berdasarkan nilai moral dan spiritual masyarakat Papua. Era reformasi telah banyak melahirkan pemimpin dan politisi yang pragmatis dan oportunistik dengan wawasan kebangsaan yang rapuh. Di Papua saat ini pemimpin yang memiliki sikap kenegarawan (kenegarawan) sangat kurang sehingga kerinduan kan hadirnya negarawan semakin terasa belakangan ini.
Sosok PW, memiliki integritas, tidak mengangkut kasus-kasus yang merugikan masyarakat banyak (Papua) termasuk korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) serta asusila. PW memiliki visi dan misi yang jelas tentang masa depan Indonesia yang dituangkan dalam konsep yang muda diketahui oleh dan memiliki wawasan keindonesiaan dan kedaerahan yang cukup agar mampu menjadi kekuatan pemersatu (faktor integrasi) bagi NKRI dan Papua pada khususnya.
Itu sebabnya, saya menyebutkan sosok PW ini seperti "bintang Jatuh" tepat di (Papua) bumi Cenderawasih. Beliau adalah kepemimpinan profetik dan transformatif yang berorientasi pada perubahan demi tercapainya tujuan, sejauh mungkin melibatkan pengikutnya, memanfaatkan soft power, dengan memberi contoh, memotivasi pengikut, agar memiliki idealisme dalam upaya mencapai kesejahteraan rakyat Papua.
*Nasarudin Sili Luli, Direktur Eksekutif Konsultan Kampanye Politik dan Strategis