MULIA,- Bertepatan dengan perayaan 50 Tahun (Jubelium) berdirinya sekolah Alkitab Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, dihelat penamatan 13 Siswa yang berlangsung di Lapangan Sekolah Alkitab Mulia, Rabu (6/6).
Dibawah naungan tema “Bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah dan memberi buah," perayaan jubelium sekaligus penamatan siswa diawali dengan ibadah syukur yang dibawakan oleh pdt. Usman Kobak Sth yang juga adalah Wakil Presiden GIDI Indonesia.
Dalam khotbahnya pdt Usman Kobak mengajak umat kristen agar tidak malas untuk membaca firman Tuhan yang tertuang dalam alkitab.
"Orang Mulia Tuhan kasih kepercayaan yang besar sehingga pekabaran Injil mampu menyelamatkan orang Papua. Karena Surga akan sepi tanpa orang Papua. Iman kita bukan karena kita melihat namun percaya apa yang ada dalam Firman Tuhan. Kecanggihan teknologi dengan hadirnya ponsel atau Hp saat ini membuat umat makin malas untuk buka Alkitab karena pengaruh Hp," ungkapnya.
Usman juga mengapresiasi keberadaan sekolah alkitab mulia yang menurutnya telah menjadi berkat bagi semua orang.
Dikutip dari rilis humas setda kabupaten, Bupati Puncak Jaya, Yuni Wonda dalam sambutannya menyatakan bahwa sampai saat ini kerukunan umat beragama di wilayahnya sangat terjaga baik.
"Kami tidak pernah membedakan antar suku, agama dan ras. Kita harus berkomitmen untuk menjadikan Puncak Jaya seperti dulu kala yaitu Kasih harus di bangun di tempat ini” ujarnya
Para para siswa/i yang telah ditamatkan ini, kata Yuni, ke depan akan menjadi pemimpin – pemimpin besar di Puncak Jaya dan daerah lain.
"Saya berterima kasih kepada tua – tua (para gembala, pendeta) yang masih melayani sampai saat ini di Puncak Jaya," ucapnya
Larang Kader Gereja Berpolitik
Di kesempatan itu, Bupati Yuni melarang keras kader – kader gereja ikut berkecimpung di dalam pemerintahan atau dunia politik,
"Karena itu para alumni dari STT GIDI, STAKIN dan Sekolah Kebenaran lainnya tidak akan diterima di pemerintahan dan akan di serahkan sepenuhnya kepada pekerjaan gereja," tegasnya.
Bupati Yuni juga menjanjikan bahwa tahun depan pemerintah kabupaten akan akan membangun aula serta ruangan sekolah permanen.
"STT GIDI sekarang sudah mencapai S2 dan kedepannya akan disediakan untuk S3, Pemerintah akan menjamin Beasiswa untuk para Siswa/i di sekolah ini. Pemerintah tidak akan lepas tangan dalam pembiayaan sekolah GIDI," tegas janjinya.
Tamatkan 13 Siswa
Acara penamatan sekaligus pelepasan 13 orang siswa Alkitab bersama istri ditandai dengan penyerahan ijazah dari kepala sekolah Pdt. Enar Wonda, S.Th kepada siswa – siswi yang ditamatkan.
Adapun para siswa yang telah menempuh pendidikan selama 3 tahun itu, berasal dari berbagai utusan gereja GIDI dari berbagai Klasis meliputi calon Klasis Gurage, Klasis Mulia, dan Klasis Yalu.
Dalam laporannya, kepala sekolah Alkitab Pdt. Enar Wonda, S.Th menuturkan, selain SPP dan bantuan baik dari pemda, denominasi gereja maupun ikatan warga juga ada usaha kreatif seperti beternak babi/wam dan kolam ikan. Enar berharap ke depan didirikan sekolah Theologia berbahasa dani di Puncak Jaya.
Pdt. Gandius mengisahkan sejarah singkat asal mula berdirinya sekolah Alkitab diawali dengan momen pembaptisan oleh Misionaris pada tanggal 12 Februari 1963 kepada utusan 51 orang pertobatan pertama. Total sampai saat ini siswa/i yang telah ditamatkan sebanya 1.206 siswa. Salah satu diantaranya Wakil Bupati Puncak Jaya Deinas Geley dan Presiden Gidi pertama adalah Pdt. Gun Wanena.
Perayaan jubelium dan penamatan siswa dihadiri oleh Wakil Bupati, Deinas Geley, Ketua DPRD Nesco Wonda bersama jajaran, Kapolres Puncak Jaya AKBP Indra F. Napitupulu, perwakilan Dandim 1714/PJ, Ketua PKK Ny. Ursula Waminop, ketua KPU Jenifer Darling Tabuni, juga turut hadir ketua STT GIDI Jayapura Pdt. Lenis Kogoya bersama para dosen, Kepala Suku Yulenus Enumbi.*