JAYAPURA,- Kinerja perekonomian Provinsi Papua pada triwulan I 2018 mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan triwulan I 2017. Tercatat pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua pada triwulan I 2018 tumbuh sebesar 28,93 persen (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,78 persen (yoy).
Pertumbuhan ini berada di atas pertumbuhan nasional sebesar 5,06 persen (yoy) dan menjadi pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia. Berdasarkan lapangan usaha, kinerja lapangan usaha pertambangan masih menjadi sumber terbesar, tercatat pertumbuhan ekonomi lapangan usaha pertambangan pada triwulan I 2018 tumbuh signifikan mencapai 74,06 persen. Jauh lebih tinggi dari triwulan IV 2017 yang tumbuh sebesar 3,28 persen (yoy).
Sementara itu, lapangan usaha pertanian dan perdagangan besar, eceran, reparasi motor dan mobil juga tumbuh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Tercatat, pertumbuhan masing-masing lapangan usaha sebesar 7,49 persen (yoy) dan 7,81 persen (yoy). Di sisi lain, lapangan usaha konstruksi dan administrasi pemerintah tumbuh melambat pada triwulan l 2018. Secara umum, terjadi pertumbuhan yang positif pada seluruh lapangan usaha.
"Berdasarkan sisi permintaan, kenaikan ekspor luar negeri menjadi pendorong utama kenaikan ekonomi Papua pada triwulan I 2018. Tercatat, ekspor luar negeri pada triwulan I 2018 tumbuh sebesar 159 persen (yoy) meningkat signifikan dari triwulan IV 2017 yang tumbuh sebesar 2,51 persen (yoy) sejalan dengan tingginya kinerja lapangan usaha pertambangan," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Joko Supratikto, Rabu (6/6).
Sementara itu, kata Joko, konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2018 tumbuh sebesar 5,60 persen (yoy), tumbuh melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,69 persen (yoy).
"Memasuki triwulan II 2018, kinerja perekonomian Papua diperkirakan tetap akan tumbuh tinggi namun tidak setinggi pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2018. Stabilnya kinerja pertambangan dan ekspor dibandingkan triwulan laporan diperkirakan menjadi faktor utama tetap tingginya perekonomian Papua," ungkapnya.
Tambah Joko, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran seiring dengan naiknya lapangan usaha transportasi diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi sesuai permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa memasuki bulan Ramadan dan perayaan Idul Fitri 1439 H.
"Kinerja konsumsi pemerintah diperkirakan tumbuh moderat seiring dengan masih belum stabilnya realisasi anggaran pemerintah menjelang pelaksanaan Pilkada serentak di Papua," pungkasnya. *