JAYAPURA, wartaplus.com — Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) RI, John Wempi Wetipo membantah dengan keras pernyataan Akademisi Uncen, Marinus Yaung yang menuding dirinya ada dendam politik dengan mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe sehingga menunda pelantikan 8 anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) terpilih periode 2023 - 2028.
Kepada wartawan via telepon, Rabu (08/11) siang, mantan Bupati Jayawijaya dua periode ini secara tegas menyatakan tidak ada dendam politik terhadap Lukas Enembe.
Penundaan pelantikan 8 anggota MRP terpilih itu, dikarenakan mengikuti aturan undang undang yakni Perdasi Nomor 5 Tahun 2023 pasal 5 ayat 1, 2, dan 3 tentang kriteria seorang calon MRP.
Menurut Wetipo, pernyataan Marinus Yaung sangat tendensius, ngawur, menyesatkan publik, dan berpotensi mengadu domba para pemimpin Papua.
“Saya ingin mengklarifikasi pernyataan Marinus Yaung yang menyesatkan. Dia telah menggiring opini yang sesat bahwa terkait tidak dilantiknya beberapa anggota MRP Provinsi Papua adalah seolah-olah karena saya lakukan balas dendam politik kepada Lukas Enembe. Saya punya kuasa apa untuk merubah? Ini keputusan sesuai Peraturan Gubernur yang menyeleksi semua kok,” bantahnya.
Wetipo menegaskan jika dirinya tidak pernah diajarkan orang tua maupun guru politiknya untuk balas dendam dalam berpolitik.
"Tapi kalau konstruksi berpikir itu lahir dari seorang dosen, ini sangat disesalkan. Karena pendalamannya sangat dangkal dan sangat menyesatkan banyak orang,” sesalnya.
Menurut Wamendagri John Wempi Wetipo, sebelum berbicara di publik Marinus Yaung seharusnya membaca terlebih dahulu isi Perdasi Nomor 5 Tahun 2023 pasal 5 ayat 1, 2, dan 3. Di sana sudah jelas tertuang kriteria seorang calon MRP.
“Sehingga calon anggota MRP Papua yang tidak dilantik seperti Benny Sweny, Orpa Nari, mereka ini kan kelompok yang menolak Otsus, Mereka juga ikut mengajukan judicial review Otsus di Mahkamah Konstitusi. Nah MRP ini kan bagian dari produknya Otsus, jadi kalau hari ini mereka tidak dilantik, ya itu karena perbuatan mereka sendiri,” tegas pria yang akrab disapa JWW ini.
Wamendagri menjelaskan, proses seleksi MRP Provinsi Papua dilakukan berjenjang dan sudah berjalan sesuai mekanisme yang berlaku. Prosesnya pun dimulai dari bawah, yaitu penjaringan Timsel dari tingkat kabupaten/kota, baik untuk Pokja Agama, Pokja Adat, maupun Pokja Perempuan.
“Jadi logikanya tidak masuk akal kalau Marinus Yaung bilang ada calon yang dicoret karena balas dendam, ini dia mau adu domba saya dengan Kaka Lukas. Saya dengan Kaka Lukas kita hubungan baik-baik saja. Semua calon diproses sesuai SK Gubernur,” tegas bantahnya.
Wetipo menilai, Marinus Yaung memiliki kepentingan politik di balik pelantikan MRP Provinsi Papua ini. Sebab dia berbicara mengatasnamakan orang-orang yang merasa dirugikan.
“Karena yang menyampaikan keberatan di media ini kan bukan Benny Sweny, Orpa Nari atau yang lainnya yang merasa dirugikan. Marinus Yaung bukan pihak yang dirugikan. Saya mau tegaskan, saya selaku Wamendagri tidak punya kepentingan apapun dalam proses pemilihan dan pelantikan MRP ini,” tegasnya lagi.
Siap Tempuh Jalur Hukum
Wetipo juga menegaskan, pernyataan sesat dari akademisi seperti ini harus dihentikkan. Jika tidak, ia siap menempuh jalur hukum. Karena arahnya sudah ke pencemaran nama baik.
“Apalagi ini tahun politik. Analisa yang sangat dangkal itu harus dihentikan. Saya laksanakan tugas tegak lurus sesuai aturan,” tuturnya.
Wamendagri Wetipo menjelaskan, dirinya juga menyesalkan pernyataan Marinus Yaung yang meminta MRP dibubarkan. Sebab dengan membubarkan MRP, sama dengan tidak mengakui Undang-Undang No 21 Tahun 2001 juncto Undang-Undang No 2 Tahun 2021 tentang Otonomi Khusus Papua.
“Pernyataan seorang dosen seperti ini sangat berbahaya dan bagaimana bisa dia mengajarkan kepada anak didiknya pikiran-pikiran sesat seperti ini,” tegasnya.
Sebelumnya, Dosen Universitas Cenderawasih Marinus Yaung sebagaimana dimuat media Tribun-Papua.com, Rabu, 8 November 2023 mengatakan, tidak dilantiknya beberapa calon anggota MRP karena dendam politik John Wempi Wetipo kepada Lukas Enembe. Diketahui, ada sejumlah calon anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) dianggap menolak Otsus sehingga tak diloloskan dan dilantik oleh Jhon Wempi Wetipo selaku Wamendagri.
Sejumlah calon anggota MRP yang dianggap menolak Otsus tersebut yaitu Orpa Nari, Benny Sweny, dan Robert Wanggai. Bahkan, kata Marinus Yaung, ketiga orang itu disebut sebagai kader dari Lukas Enembe.
Menurut bacaan politik Yaung, narasi menolak Otsus yang dimunculkan John Wempi Wetipoadalah bagian dari dendam politik lama John Wempi Wetipo terhadap Lukas Enembe yang mengalahkan dirinya dalam Pilkada Gubernur Papua tahun 2018 silam.**