JAYAPURA, wartaplus.com - Polda Papua siap menyalurkan 4 ton bantuan logistik dari Pemerintah Pusat untuk warga terdampak cuaca ekstrem di Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, S.H., S.I.K., M.Kom, menjelaskan, 4 ton logistik yang terdiri dari beras, mie instan serta obat obatan tersebut akan dikirim menggunakan helikopter ke lokasi yang terdampak.
“Proses pendistribusiannya, kita akan bekerjasama dengan Tim Gabungan Tanggap Darurat Pemda Yahukimo, yang nantinya dibawa menggunakan helikopter mengingat akses yang terbatas ke daerah tersebut. Bantuan ini diberikan dalam upaya untuk membantu masyarakat yang terdampak cuaca ekstrim," ungkap Kombes Benny.
Menurut informasi yang didapat dari Tim Tanggap Darurat Pemda Yahukimo, sejak Bulan Agustus 2023 sampai dengan saat ini terdapat 24 orang meninggal dunia dari 13 Kampung yang terletak di Distrik Amuma dengan penyebab kematian yang bervariasi yakni akibat sakit dan faktor lanjut usia.
Dukung Penuh
Secara terpisah, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fachiri menyebut, personil Polres Yahukimo dan Tim Tanggap Darurat Pemda Yahukimo yang akan turun langsung menyalurkan bantuan logistik ini.
Kapolda menegaskan, pihaknya akan mendukung penuh pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan kelaparan di Papua, sehingga jangan sampai kejadian yang sama terulang di kemudian hari.
“Kami berharap bantuan ini akan memberikan bantuan yang signifikan kepada masyarakat yang terdampak, dan Polda Papua akan terus berupaya untuk mendukung pemerintah daerah dalam mengatasi permasalahan kelaparan yang disebabkan oleh cuaca ekstrem dan berbagai faktor lainnya di Papua,” harapnya.
Bantahan Bupati Yahukimo
Sementara itu Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli dalam rilis tertulisnya membantahnya adanya kejadian bencana kelaparan yang menyebabkan jatuhnya korban di Distrik Amuma.
"Tidak ada bencana kelaparan yang menyebabkan kematian di Distrik Amuma," tegas Didimus.
Terkait adanya data kematian rentan waktu Februari hingga Oktober 2023, 11 orang dewasa (termasuk lansia 4 orang) dan 11 anak-anak yag tersebar di sejumlah kampung, diakui Didimus, itu disebabkan karena sakit, dan terjadi bukan ditempat yang sama secara massal karena lapar.
"Pemerintah menganggap hal itu sebagai spekulasi yang sangat luar biasa untuk menjatuhkan wibawa pemerintah daerah," katanya menyayangkan.
Didimus menambahkan, terkait masalah ini pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian yang dikoordinir oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.**