JAKARTA, wartaplus.com – Kepala Staf Komando Gabungan Wilayah Pertahananan (Kaskogabwilhan) III, Marsma TNI Deni Hasoloan Simanjuntak membantah tudingan Kelompok TPNPB yang menyebut korban tewas pendulang emas tradisional di Yahukimo adalah mata mata atau intelijen TNI.
Dalam rilis persnya, Kamis (19/10), Marsma Deni menegaskan, ketujuh korban pembantaian tersebut merupakan masyarakat sipil biasa, yang setiap hari hidupnya tergantung dari hasil mendulang.
“Mereka murni masyarakat sipil, tidak ada dari TNI maupun Polri, seperti klaim dari TPNPB. Ini lagu lama yang selalu mengatakan korban yang dibunuh adalah mata-mata atau intelijen TNI maupun Polri,” bantahnya.
Kaskogabwilhan 3 mengecam keras aksi brutal Kelompok Bersenjata ini, yang menyerang kamp pendulang emas tradisional yang berada di Kali EI Kampung Mosom Duba, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Senin (16/10) lalu.
“Tindakan kelompok bersenjata ini, tidak ubahnya seperti teroris yang membuat keamanan dan stabilitas wilayah terganggu, sehingga mempengaruhi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah itu,” ujarnya prihatin.
Kaskogabwilhan 3, Marsma TNI Deni Hasoloan Simanjuntak
Marsma Deni menegaskan, sampai saat ini aparat keamanan TNI Polri terus berjibaku melakukan penyisiran untuk mengevakuasi masyarakat dari lokasi kejadian.
Serta dalam upaya penegakan hukum, pihaknya bersama Polri sedang melakukan pengejaran terhadap Kelompok bersenjata pimpinan Asbak Koraneu yang diduga melakukan penyerangan dan pembunuhan tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, aksi penyerangan ini dilakukan oleh kelompok bersenjata yang kurang lebih berjumlah 30 orang.
Sebanyak 7 orang pendulang tewas, dan 11 lainnya berhasil selamat. Para korban dibunuh secara sadis dengan cara ditembak, dibacok dan dipanah. Kelompok bersenjata ini juga melakukan pembakaran camp, 3 alat berat dan 2 truk.
Hingga hari ini sudah sebanyak 45 orang warga yang berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian.
Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom dalam keterangannya di media sosial menyebut, aksi penyerangan terhadap pendulang emas tersebut, adalah Pasukan Khusus dari dua Kodap, Kodap III Nduga dan Kodap XVI Yahukimo, Namun menurut Sebby TPNPB Kodap XVI Yahukimo yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.**