MANOKWARI,- Oknum warga tidak menerima kenyataan insiden kebakaran motor tangki siluman yang sering mengisi BBM di SPBU yang terletak di Jalan Yos Sudarso Sanggeng, Selasa (5/6).
Lantaran kejadian itu seorang wartawan berinisial NT yang melaksanakan tugas jurnalistik saat kejadian harus menerima pukulan tak pantas dari beberapa oknum warga di lokasi SPBU terbakarnya motor tap bensin tersebut.
NT wartawan Radar Papua (Grop Jawa Pos) itu mengaku kalau dirinya harus menjadi korban lantaran oknum warga setempat tidak menerima adanya jurnalis yang sedang mengambil gambar.
Pengakuan korban sesuai kronologis bahwa, saat itu ia dari arah Bank Mandiri Sanggeng jalan Yos Sudarso, lalu ia melihat asap tebal dan jalan sekitar SPBU sudah macet, sehingga sebagai wartawan dan perlu mengetahui insiden itu, maka ia dekati dan mengambil momen tersebut.
"Saya sedang berdiri dan mengambil gambar, namun dari belakang seorang oknum pemuda memukul saya dari belakang," ungkap korban.
Kata dia lagi, ketika masih di lokasi SPBU Sanggeng, warga dibantu petugas SPBU menyeret motor dan berusaha mematikan. Akan tetapi ia telah diserang dan dihakimi, maka korban berusaha meloloskan diri.
"Saya posisi lagi ambil gambar, namun tiba-tiba dari belakang ada yang pukul, saya mundur, namun orang mulai kejar saya, hingga tak terhitung berapa orang yang memukul saya," jelas korban.
Beruntung korban lolos dari kejaran oknum warga, dan korban pun menuju kantor polisi untuk melaporkan kejadian yang dialaminya itu.
Akibat pemukulan itu, korban mengalami bengkak di wajah dan mulut sempat mengeluarkan darah.
Sikapi persolan kekerasan terhadap wartawan saat melaksanakan tugas, Ketua PWI Papua Barat Bustam menyarankan kepada korban wartawan untuk membuat laporan polisi dan visum ke rumah sakit.
Bustam juga mendesak kepada Kapores Manokwari agar mencari para pelaku yang melakukan pemukulan dan menghambat tugas jurnalistik saat insiden terbakarnya motor di areal SPBU untuk pertanggungjawabkan perbuatan main hakim sendiri. *