JAYAPURA,-Imunisasi massal campak dan rubella fase kedua yang akan digelar pada Agustus hingga September mendatang di Provinsi Papua, akan menyasar sebanyak satu juta anak berusia 9 bulan hingga kurang dari 15 tahun di seluruh pelosok Papua.
Hal ini disampaikan Penjabat Gubernur Provinsi Papua, Soedarmo dalam sambutannya yang dibacakan oleh Staf Ahli Gubernur bidang kesejahteraan rakyat, Ani Rumbiak, dalam kegiatan
"Koordinasi Lintas Sektor Kunci Keberhasilan Imunisasi Campak dan Rubella di Provinsi Papua", di Hotel Grand Abe, Selasa (5/6).
Dalam sambutannya, Gubernur Papua mengatakan, kesuksesan imunisasi campak dan rubella Fase 1 yang dilakukan di seluruh pulau Jawa pada Agustus-September 2017, tidak lepas dari peran serta dan dukungan seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan.
“Peran serta lintas sektor sangat dibutuhkan dalam hal ini, mengingat berbagai kendala yang sudah dipaparkan dan berkaca pada pengalaman Fase 1, dimana lintas sektor memegang peran penting dalam mencapai target," ujarnya.
Imunisasi massal campak dan rubella fase kedua yang akan dilaksanakan pada 1 Agustus sampai dengan 31 September 2018 mendatang akan menyasar sekitar satu juta anak usia 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun, karena hampir seluruh Kabupaten di Provinsi Papua dinyatakan sebagai daerah yang rentan resiko dan atau sangat rentan resiko, karena faktor akses yang terbatas.
"Kampanye Imunisasi Campak dan Rubella di Papua ini merupakan bagian dari program nasional di 28 provinsi diluar pulau Jawa, yang menyasar sekitar 32 juta anak. Kegiatan ini merupakan tahap kedua imunisasi Campak dan Rubella yang sebelumnya telah dilaksanakan pada bulan Agustus dan September 2017, di seluruh pelosok pulau Jawa yang berhasil menyasar sekitar 35 juta anak," ungkapnya.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengeliminasi Campak dan mengendalikan Rubella pada tahun 2020. Terkait imunisasi massal Campak dan Rubella, pemerintah telah menetapkan target capaian nasional 95 persen dengan ketentuan tidak ada daerah yang berada di bawah angka capaian 80 persen untuk memastikan keberhasilan kampanye ini.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, drg. Aloysius Giay menyatakan, seluruh lapisan masyarakat harus dapat mengatasi tantangan akses dan geografis propinsi Papua yang selama ini telah menghambat program serupa.
“Harus ada rasa tanggung jawab dari masing-masing keluarga. Semua pihak harus ikut menyuarakan dan mengkampanyekan, sehingga tidak ada lagi alasan tantangan klasik akses dan geografis di Papua, kami harapkan (hasilnya) diatas 95 persen kita juga mampu melindungi setiap anak dari Campak dan Rubella,“ujar Aloysius.
Dinas Kesehatan Provinsi Papua akan melaksanakan pemberian imunisasi ini di 380 Puskesmas dan seluruh Posyandu dan TK/PAUD di Papua. Selain itu, pemberian imunisasi akan menyasar ke 2.547 SD/MI, 672 SMP/MTs dan 13 Sekolah Luar Biasa.
"Penyakit Rubella terkadang tidak menunjukkan tanda-tanda signifikan atau jelas pada anak. Akan tetapi, jika dilakukan pencegahan sejak dini dapat menghindarkan anak dari kebutaan, kepala kecil, katarak hingga gangguan pendengaran. Sementara itu, untuk campak, jika tidak dilakukan pencegahan sejak awal dapat menyebabkan anak terkena radang paru, radang otak, kebutaan hingga gizi buruk," terang Aloysius.
Pertemuan lintas sektoral imunisasi massal Campak dan Rubella fase kedua ini dihadiri oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, perwakilan organisasi profesi, organisasi masyarakat, korporasi, Lembaga Swadaya Masyarakat, sekolah tinggi dan perguruan tinggi, TP PKK, dan perwakilan media.*