MANOKWARI,wartaplus.com - Gubernur Waterpauw mengingatkan bahwa arahan jelas Presiden agar penanganan Stunting dapat ditekan dengan target 14 persen tahun 2024 mendatang.
Pola intervensi dan penanganan yang telah dilakukan pemerintah Papua Barat sesuai data awal tahun 2022 prevalensi stunting berada pada angka 30.00 persen, saat ini telah turun menyentuh angka 14 persen.
"Kami sekarang menghadapi problem
diantaranya stunting masih ada, Pangdam
mohon bantuan, terutama babinsa di
kampung. Biarlah kita satu padu tangani ini,"pesan saat perpisahan kepada Mayjen TNI. Gabriel Lema,S.Sos yang digantikan pejabat baru dan Pangdam XVII/ Kasuari yang baru, Mayjen TNI. Ilyas Alamsyah Harahap, S.E, M.Tr (Han),CGCAE, Rabu (23/8/2023) malam.
"Saya selalu sampaikan, buat apa kita gagah dan diberikan kepercayaan kalau masih ada saudara kita yang belum beruntung dan masih ada terindikasi Stunting, masih dikategorikan miskin ekstrem, untuk apa kita
disini,"tegasnya.
Hal lain yang dipaparkan bahwa dalam
Waktu dekat Wakil Presiden Republik
Indonesia selaku kepala BP3OKP akan
berkantor di Tanah Papua untunlk Seriusi
persoalan dimaksud. Hal tersebut menjadi
kesempatan berharga agar semua masalah
dapat teratasi.
Selain itu berkaitan kondisi perubahan iklim
ekstrim yang cenderung berdampak bagi
keberlangsungan hidup masyarakat.
"Ini Wakil presiden sebagai kepala BP3OKP
akan berkantor di Jayapura untuk
mendorong Stunting dan Kenmiskinan Ekstrem bisa teratasi. Sekarang iklim kita yang berubah. Saudara kita di puncak sangat kesusahan air dan sebagainya. Presiden sudah ingatkan dalam 2 tahun terkait iklim ekstrim ini,"tandas Gubernur Waterpauw.*
Gubernur Waterpauw: Mari Kita Satu Padu Tangani Stunting
Gubernur Papua Barat, Komjen Pol (Purn.) Drs. Paulus Waterpauw, M.Si/Istimewa