WARTAPLUS - Berbagai penelitian di bidang terapi untuk kanker terus dilakukan untuk menghasilkan terapi kanker yang efektif. Beberapa tahun terakhir, dunia penelitian mulai menaruh harapan besar pada imunoterapi yang kini menjadi harapan baru bagi pasien kanker.
Menyikapi hal ini Dr. dr. Andhika Rachman, Sp.PD, KHOM, staf pengajar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM menjelaskan bahwa imunoterapi memiliki tujuan yang sama dengan terapi kanker yang sudah dikembangkan sebelumnya, yaitu terapi target. Artinya terapi menyasar langsung kepada sel kanker yang dituju.
"Hanya saja, pada imunoterapi, konsepnya sedikit berbeda. Imunoterapi memberikan kesempatan kepada sel kekebalan tubuh agar lebih aktif melawan sel kanker," ujar dokter Andhika dikutip dari rilis Forum Ngobras, Selasa, 5 Juni 2018.
Dibandingkan kemoterapi atau pengobatan kanker lainnya, pengobatan imunoterapi memiliki efektivitas yang cukup signifikan. Obat kemoterapi umumnya berbasis kimia, sementara obat kimia memiliki kendala atau kelemahan tersendiri. Ketika masuk ke dalam tubuh, obat kimia tersebut merusak semua sel baik sel kanker maupun sel-sel normal.
Efek samping kemoterapi sangat mengganggu mulai dari mual muntah, rambut rontok. Di samping itu, karena tidak selalu mencapai target dengan tepat sering kali pemanfaatannya sangat terbatas. Maka imunoterapi dianggap sebagai sebuah terobosan terapi baru untuk kanker.
Di kesempatan yang sama, Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc, Ph.D, Farmakolog sekaligus Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta menambahkan, ada tiga prinsip cara kerja imunoterapi. Pertama, dapat menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker, tetapi menghentikan sama sekali hampir tidak mungkin.
Kedua, imunoterapi bisa menghambat agar kankernya tidak menjalar atau menyebar ke bagian tubuh yang lain. Dan ketiga, membantu sistem kekebalan tubuh untuk lebih siap dalam menghancurkan sel-sel kanker.
“Imunoterapi pada prinsipnya merupakan terapi biologis yang bertujuan membantu tubuh meningkatkan pertahanan alami dalam melawan kanker. Pada dasarnya setiap orang punya imunitas, tapi untuk melawan kanker yang bersarang di tubuhnya, sayangnya tidak (semua orang) memiliki imunitas yang cukup makanya diberikan imunoterapi,” ujar pakar farmakologi UGM ini.