RANSIKI,wartaplus.com - Program Orang Tua Asuh Anak Stunting (OTAAS) yang diperkenalkan Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw mulai berbuah manis, dari 20 Anak asuh Pj Gubernur dan Ketua Penggerak PKK di Kabupaten Manokwari Selatan, dalam 14 hari awal dua diantaranya dinyatakan bebas stunting.
Pada 6 Juni 2023 lalu, Penjabat Gubernur Papua Barat dan Ketua TP PKK Papua Barat mengangkat 20 anak asuh di Manokwari Selatan. Intervensi stunting melalui pembiayaan makanan bergizi dan vitamin dilakukan sejak 20 Juni 2023.
Koordinator Wilayah Satgas Penanganan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem Manokwari Selatan Muhammad Bachri Yasin mengatakan dalam 14 hari pertama pemberian makanan tambahan, dua dari 20 anak asuh dinyatakan bebas risiko stunting sesuai hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) dari Kemenkes.
“Kedua anak tersebut yakni berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, keduanya juga dinyatakan status gizinya baik,” kata Yasin saat meninjau posyandu Kemala Ransiki, Sabtu (22/7/2023).
Pada pemeriksaan awal anak ke 1 (HR) berusia 15 bulan memiliki tinggi badan 71 cm dan berat badan 8,7 kg. Sedangkan anak ke 2 (DS) berusia 22 Bulan memiliki tinggi badan 75 cm dan berat badan 10 kg.
Setelah dilakukan pemberian makanan tambahan selama 14 hari HR memiliki tinggi badan 79,5 cm dan berat badan 9,3 kg. Sedangkan anak DS memiliki tinggi badan 80 cm dan berat badan 10,2 kg.
Yasin menyebutkan bahwa indikator bebas dari stunting yakni perubahan tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala dari pengambilan awal yang kemudian di input pada tabel PSG milik kementrian kesehatan secara online.
"Status bebas resiko stunting bukan dari kami (Satgas), kami hanya melakukan pemantauan dan melaporkan hasil ukur tinggi dan berat badan mereka," lanjut Yasin.
Saat ini, Korwil Stunting Mansel sedang menunggu hasil input data intervensi 30 Hari yang dilakukan (20/7/2023) kemarin, agar diketahui berapa pertambahan anak yang bebas resiko stunting.
"Hasilnya akan keluar besok, sesuai keterangan petugas hari ibu aplikasi milik kemenkes sedang dilakukan maintenance (perbaikan), namun indikasi akan semakin berkurang," tandas dia.
Sementara itu, disebutkan Pendamping stunting BKKBN Kabupaten Manokwari Selatan Nur Hayda Nasir, program intervensi stunting akan terus dilakukan hingga 30 hari meski dinyatakan bebas resiko.
“Program pemberian makanan tambahan (PMT) yang didanai oleh Orang Tua asuh akan terus dilakukan, meski dinyatakan bebas mereka masih memiliki resiko untuk kembali ke status awal," sebut Nur Hayda.
Dalam pemeberian PMT yang dilakukan setiap hari oleh petugas pemantau keluarga (PPK), berisi makanan lengkap dengan kecukupan gizi dan vitamin sesuai rekomendasi ahli gizi di Kabupaten Manokwari Selatan.
“Gizi yang diberikan kepada anak terindikasi stunting sesuai dengan rekomendasi dari ahli gizi, dan di pastikan akan di antar setiap hari oleh PKK,” sebut dia.
Selain 20 Anak asuh milik Penjabat Gubernur dan ketua penggerak PKK, pendamping juga dalam proaes pemantauan 11 anak angkat Korwil Satgas Mansel serta 50 anak lainnya yang dia gak oleh 5 kepala OPD Provinsi Papua Barat.
"Hari ini ada 5 anak lagi yang di angkat, sehingga total sebanyak 81 anak asuh yang ada di Mansel. Yang sudah bisa dilakukan pemantau baru 20 anak sementara sisanya belum mencapai 2 bulan," tandas dia.
Saat peninjauan langsung setelah 30 hari di Distrik Ransiki turut hadir Sejumlah Orang Tua Asuh Baru Yakni Ketua Satgas Penanganan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem Juliana A. Maitimu, Asisten III Setda Papua Barat Abdul Latief Suari, Kepala Dinas Tanaman Pangan Papua Barat, Lasarus Ullo dan Plt. Kepala BPKAD Papua Barat Agus Nurrodi.*