Presiden Jokowi Tegaskan Hubungan Kerjasama Ekonomi Indonesia dan PNG Berjalan Baik

Presiden RI Joko Widodo saat memberikan keterangan pers usai meninjau panen jagung di kawasan Food Estate Zona 9, Kabupaten Keerom, Papua, Kamis (06/07)/dok:Biro Pers Setpres

JAYAPURA, wartaplus.com - Presiden RI, Joko Widodo menegaskan bahwa hubungan Indonesia dan Papua Nugini semakin baik, terutama bidang kerjasama ekonomi di daerah perbatasan kedua negara.

Hubungan yang baik ini direalisasikan dalam berbagai kegiatan konkret diantaranya, pembuatan zona ekonomi di perbatasan, karena potensi nilai perdagangannya yang besar.

"Kalau kita lihat misalnya di Skouw saja itu nilai perdagangan per tahun mencapai 300 juta dollar AS, gede banget, hanya di Skouw saja sama Wutung (perbatasan RI - PNG di Jayapura). Nah, kalau di titik-titik yang lain dikembangkan zona ekonomi seperti itu akan baik. Itu yang kemarin kita tawarkan dan PNG setuju," ujar Presiden menjawab pertanyaan wartawan usai meninjau panen jagung di kawasan lumbung pangan Kabupaten Keerom, Papua, Kamis (06/07).

Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo sebelum ke Papua, telah melakukan kunjungan kerja ke Papua Nugini (PNG), Rabu (05/07). Disana, Presiden melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape di APEC Haus.

Hilirisasi Industri Produk Mineral

Kepada wartawan, Presiden mengatakan bahwa Indonesia terbuka terhadap ketertarikan Papua Nugini untuk mempelajari langkah-langkah Indonesia dalam melakukan hilirisasi industri produk mineral.

"Berkaitan dengan mineral, sama Indonesia dengan PNG itu mineralnya melimpah, tapi PNG ingin karena melihat hasil stok nikel di Indonesia memberikan nilai tambah yang sangat besar sampai 30 kali sehingga PNG ingin melihat setiap tahapnya seperti apa, dan Indonesia terbuka untuk itu," kata Presiden.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi mempersilahkan pihak PNG untuk melihat hilirisasi industri yang ada di Indonesia, baik di Morowali dan Weda Bay untuk komoditas nikel, di Gresik untuk tembaga, hingga di Bintan untuk bauksit.

"Semuanya ada dan akan kita buka. Kalau mau kerja sama boleh dengan BUMN bisa, dengan private sector, sektor swasta juga bisa, tidak kerja sama pun tidak apa-apa, tetapi kita terbuka," imbuhnya.

Menurut Presiden, kerja sama tersebut penting untuk kemajuan bersama, utamanya bagi negara-negara selatan. "Ini untuk kemajuan bersama, terutama untuk global south. ini penting sekali kita galang bersama-sama," pungkasnya.**