NABIRE, wartaplus.com - Pertikaian antara dua kelompok warga yang dipicu masalah pencabutan plang Tapal Batas Lokasi Tanah Adat di Kampung Urumusu, Distrik Uwapa Kabupaten Nabire pada Senin (05/06) lalu, terus berlanjut.
Pada Rabu (07/06) sekira pukul 22.45 Wit, kembali terjadi pembakaran rumah warga dari kedua kelompok yang bertikai.
Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya dalam keterangannya, Kamis sore mengatakan, pembakaran rumah warga terjadi di KM 80, ada sebanyak 6 rumah yang dibakar. Lalu di KM 64 sebanyak 1 rumah.
Dari aksi pembakaran tersebut, aku Kapolres, pihaknya belum menerima laporan adanya korban luka. “Sampe saat ini kami juga masih melakukan penyelidikan terhadap para korban yang mengalami luka-luka pasca konflik yang terjadi di Kabupaten Nabire. Karena belum adanya korban luka-luka baik luka ringan maupun luka berat yang dibawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat,” terangnya.
Kapolres menegaskan, pihaknya bersama pemerintah daerah dan TNI akan berupaya agar konflik dapat berakhir tanpa adanya jatuh korban maupun kerugian material.
Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat dari kedua kelompok yang bertikai agar menghentikan aksi saling serang.
"Mari kita duduk bersama menyelesaikan masalah ini dengan baik dan aman," ajaknya.
“Kami juga meminta kepada para tokoh maupun yang diberikan tanggung jawab di masing-masing kelompok untuk bisa membantu kami dalam mengendalikan warganya sehingga kedamaian yang kita harapkan bersama, dapat kita ciptakan di Kabupaten Nabire," pintanya.
Agar aktifitas masyarakat dapat berjalan kembali seperti pusat perbelanjaan, perkantoran dan sekolah-sekolah.
"Semua juga wajib menjaga situasi Kamtibmas kabupaten Nabire tetap kondusif," tegasnya.
Untuk diketahui, akibat pertikaian dua kelompok warga tersebut jatuh korban jiwa sebanyak 2 orang. Kedua korban meninggal akibat terkena panah dan dibacok.
Pemerintah daerah setempat bersama aparat keamanan TNI Polri pada Kamis siang tadi, telah menggelar pertemuan bersama perwakilan kedua kelompok yang bertikai guna mencari solusi penyelesaian.
Bupati Nabire, Mesak Magai mengatakan tujuan pertemuan untuk memastikan keamanan di Nabire serta membantu memediasi penyelesaian masalah yang telah terjadi.
“Kami Pimpinan Pemerintah Daerah Nabire ingin menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya dua korban dari masyarakat Suku Mee dan tujuannya kami mengadakan pertemuan ini untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di Nabire,” ucapnya.
Bupati berharap, aksi saling serang dihentikan. "Jangan lagi ada korban jiwa, jangan lagi ada aksi pembakaran," tegas pintanya.
"Konflik yang terjadi harus segera diselesaikan sehingga warga dapat kembali beraktifitas tanpa adanya rasa takut yang berkepanjangan," tegasnya lagi.**