Salah Paham dan Nyaris Bentrok, Dua Kelompok Warga Nusantara di Puncak Jaya Sepakat Damai

Proses mediasi yang dilakukan Polres Puncak Jaya terkait keributan dua kelompok warga/Istimewa

MULIA, wartaplus.com - Dipicu salah paham, dua kelompok warga nusantara di Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah nyaris terlibat bentrok.

Beruntung aparat keamanan bersama pengurus paguyuban dari dua kelompok warga yang berseteru itu segera mengambil tindakan, dengan mendamaikan kedua belah pihak.

Keributan antara kedua kelompok warga tersebut terjadi di pasar Nagalo Muni, Distrik Mulia pada Minggu (07/05) malam sekira  pukul 23.00 Wit. 

Bermula dari aksi pelemparan batu yang dilakukan oleh orang tak dikenal ke sejumlah kios milik warga dari suku Bugis yang ada di pasar. Sebelumnya ada acara ulang tahun yang digelar di salah satu kios yang dilempari. Dimana dalam acara itu sangat ramai dan diputar musik dengan volume keras.

Mendengar lemparan batu, pemuda yang berada didalam kios, ada diantaranya anggota Kodim 1714 langsung keluar mencari pelaku pelemparan. 

Selain melempari kios, orang tak dikenal juga melempari rumah milik Marthen Pasamba yang dijadikan camp pekerja. Camp tersebut berdampingan dengan kios.

Pada saat itu penghuni camp juga keluar dan bertemu dengan anggota kodim dan pemuda lainnya. Mereka saling tanya, namun karena ada bahasa yang kurang sopan dan tidak terima, akhirnya terjadi cekcok mulut. Karena terjadi ketersinggungan pemuda yang di kios kemudian melempari camp secara sporadis dan jumlah mereka sangat banyak.

Kejadian pelemparan itu sontak membuat seisi camp dari suku toraja ketakutan dan berlindung di dalam camp dan langsung menelpon polisi.

Personil Polres yang datang langsung mengamankan situasi sekaligus memediasi kedua belah pihak.

Dalam proses mediasi, dihadiri kedua belah pihak bersama Ketua Paguyuban, perwakilan pengurus pasar dan perwakilan Kodim setempat.

Ketua Ikatan Keluarga Bugis Makassar (IKBM) Puncak Jaya, Abdul Manan menyampaikan permohonan maaf atas keributan yang melibatkan sejumlah warganya dengan warga masyarakat suku Toraja. 

Ia berharap kejadian ini tidak terulang lagi di masa mendatang.

Ungkapan permohonan maaf juga disampaikan Ketua Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Puncak Jaya, Botten Tandipada.

"Mari kita jaga kekompakan dan kerukunan, wujudkan Puncak Jaya menjadi kampung kedua yang aman, mandiri, sejahtera, salah nusantara," ajaknya.

Dalam proses mediasi itu, kedua belah pihak sepakat berdamai dan tidak akan memperpanjang masalah dikemudian hari.

Selanjutnya tidak diperbolehkan untuk melakukan aktivitas keramaian atau kumpul kumpul diatas pukul 18.00 WIT, yang berpotensi menimbulkan ketersinggungan dibelakang hari.

Diketahui pula bahwa pemilik kios telah menyalahi batas waktu/jam aktivitas keramaian sesuai edaran Forkopimda.**