Peringati Empat Tahun Banjir Bandang, Polres Jayapura Tanam 1000 Pohon di Kali Kemiri

Kapolres Jayapura AKBP Fredrickus W. A. Maclarimboen saat melakukan penanaman pohon di kawasan cagar alam Cyclop, Kamis (16/03)/Andy

SENTANI, wartaplus.com - Peringati 4 tahun bencana alam banjir bandang yang menerjang wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Polres Jayapura bersama Kodim 1701/Jayapura, Pemerintah Daerah dan komunitas pencinta alam melakukan aksi penanaman 1000 pohon di sekitar kali kemiri, Kamis (16/03) pagi.

Kapolres Jayapura, AKBP Fredrickus Maclarimboen, mengatakan, penanaman 1000 pohon ini merupakan bentuk komitmen pemerintah, TNI-Polri dan komunitas pencinta alam untuk sama-sama merawat cagar alam cycloop.

“Banyak kita lihat alih fungsi cagar alam cycloop dilakukan sehingga tentunya ini menjadi perhatian bersama. Diharapkan pohon-pohon yang besar sebagai penyangga itu tidak ditebang, mungkin kalau dia mau berladang dengan sistem tumpang sari, sehingga tidak merusak ekosistem cagar alam itu sendiri,” ujar Kapolres kepada wartawan usai penanaman pohon.

Menurutnya, tanggal 16 Maret ini merupakan momentum yang tepat untuk memperingati bencana banjir bandang yang menelan korban jiwa dengan menanam dan merawat.

“Mari kita tanam dan rawat, sehingga alam bisa menjaga kita. Nanti tanggal 21 itu ada hari air, kita akan laksanakan juga kegiatan yang sama tentunya dalam menjaga sumber air untuk kehidupan," ajaknya.

Sementara itu, Ketua CPA Hirosi Marshall Suebu, berharap kedepan tidak hanya TNI-Polri yang melakukan penanaman pohon, tapi seluruh lapisan masyarakat untuk peduli dengan lingkungan khususnya cagar alam cycloop.

" Selain menanam, kami juga merawat apa yang sudah ditanam, dapat dilihat dan terbukti pohon-pohonnya sudah mulai membesar, tanaman ini makhluk hidup juga jangan hanya menanam tapi juga merawat, tentunya untuk keberlangsungan hidup masyarakat sekitar dan Sentani pada umumnya sehingga cagar alam cycloop ini dapat terus terawat dan terjaga," ungkapnya.

Untuk diketahui, banjir bandang yang menerjang Sentani pada 16 Maret 2019 lalu tak hanya menyebabkan kerugian materil, tapi juga ratusan orang meninggal dunia.**