Pasca Teror OTK Minggu Malam, Pengungsi Kodim Jayawijaya Bertambah 550 Orang

Dandim 1702/Jyw Letkol CPN Athenius Murip didampingi Dansatgas 142/TWEJ Letkol Inf Esnan Haryadi saat memberikan keterangan pers, Senin pagi

WAMENA, wartaplus.com - Pasca aksi teror penganiayaan terhadap dua orang warga yang dilakukan oleh Orang Tak Dikenal (OTK) pada Minggu (26/02) malam, situasi Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan kembali mencekam, setelah sebelumnya mulai berangsur kondusif pasca kerusuhan yang terjadi pada Kamis (23/02) di Sinakma.

Warga yang khawatir dan masih trauma dengan kerusuhan akhirnya memilih mengungsi ke Makodim Jayawijaya pada Minggu malam.

Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Cpn Athenius Murip kepada wartawan Senin (27/02) membenarkan adanya penambahan pengungsi tersebut.

"Ada tambahan warga yang mengungsi sebanyak 100 orang pada minggu malam. Sebelumnya ada 450 orang terdiri dari orang dewasa dan anak anak. Sehingga total yang mengungsi saat ini sebanyak 550 orang," ungkap Dandim.

Saat ini para pengungsi, lanjut ia, ditempatkan di aula Makodim, rumah rumah dinas anggota juga tempat ibadah seperti masjid dan gereja.

"Kami juga membuka dapur umum untuk para pengungsi. Kita dapat bantuan dari pemerintah daerah, ada selimut, mie instan, beras, dan sembako lainnya," ungkap Dandim Athenius.

"Kami juga membuka posko bantuan bagi relawan atau warga luar yang ingin menyalurkan bantuan bagi warga," sambung ia.

Lanjut dikatakan Dandim, dengan adanya kasus penganiayaan pada Minggu malam, tentunya membawa dampak psikis kepada masyarakat yang menginginkan keamanan, kenyamanan dalam beraktivitas.

Berkaitan dengan itu, pihaknya membantu Kepolisian dengan mengintensifkan patroli wilayah. Termasuk memperketat pengamanan di jalur jalur masuk menuju Kota Wamena dari kabupaten lain.

Salah seorang pengungsi, Murni mengaku terpaksa mengungsi, karena takut apalagi ada kejadian pembacokan.

"Kejadian kemarin, kami tidak mengungsi, karena lokasinya bukan di daerah sini. Tapi tadi malam itu ada pembacokan, kami juga takut apalagi ingat kejadian rusuh 2019 itu daerah kami yang paling terdampak," ungkap Murni yang membuka warung di kawasan Hom Hom.

Seperti diketahui, pada Minggu malam terjadi pembacokan terhadap dua orang warga di dua lokasi yang berbeda, namun di waktu yang hampir bersamaan.

Lokasi penganiayaan pertama terjadi di jalan suci sekira pukul 18.27 WIT dengan korban Laode Deti (42) mengalami luka bacok di leher. Lalu penganiayaan kedua terjadi di jallan Sanger Wamena sekira pukul 19.15 Wit dengan korban Ezra Surbekti yang terkena bacokan di wajah dan tangan kanan.

Sebelumnya pada Kamis (23/02) terjadi kerusuhan yang dipicu isu penculikan anak. Sebanyak 11 orang warga sipil meninggal dunia, 9 diantaranya akibat terkena tembakan saat terjadi bentrok dengan aparat keamanan, 2 lainnya meninggal akibat terkena bacokan dan panah.

Sementara korban luka sebanyak 18 orang sebagian merupakan aparat keamanan yang terkena lemparan batu dan panah. Belasan rumah dan kios hangus dibakar massa yang anarkis.**