SENTANI, wartaplus.com – Upaya mengaktifkan kembali pabrik pengolahan sagu di Kampung Sereh Tua, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, terus dilakukan. Salah satu langkah awal yang dilakukan yaitu melaksanakan koordinasi bersama seluruh pihak baik TNI-Polri dan Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura.
Berkaitan dengan itu, Danrem 172/PWY Brigjen TNI J.O Sembiring didampingi oleh Dandim 1701/Jayapura, Letkol Inf Richard Sangari lantas menemui Pejabat (PJ) Bupati Jayapura, Triwarno Purnomo, S.STP., M.Si, di ruang VIP Room Kantor Bupati Jayapura, Gunung Merah, Distrik Sentani, Kab. Jayapura, Senin (06/02).
Kunjungan Danrem 172/PWY disambut baik oleh Pj Bupati Jayapura yang turut didampingi Sekda Kabupaten Jayapura Dr. Hana S. Hikoyabi, M.Kp., dan juga dihadiri Ondofolo Kampung Sereh Yanto Khomlay Eluay, Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Jayapura.
Danrem 172/PWY, Brigjen TNI J. O. Sembiring mengatakan bahwa pertemuannya dengan Pj Bupati Jayapura untuk membahas bagaimana mengaktifkan kembali rumah pengolahan sagu yang ada di Kampung Sereh Tua.
"Jadi, ini pertemuan awal yang baik. Saya pikir semua yang hadir memiliki niat yang sama, bagaimana pabrik (Sagu) itu bisa berjalan. Memang kendalanya banyak, tetapi menurut saya itu adalah tantangan yang harus kita ubah menjadi sebuah peluang. Tantangannya mulai dari pasokan bahan dan operasional pabrik,” ujarnya ketika dikonfirmasi wartawan usai pertemuan tersebut.
Danrem berharap kedepannya juga ada solusi terkait marketing, karena biaya produksi di Papua lebih tinggi dibandingkan dengan produksi di Pulau Jawa.
"Ya, marketingnya ini bukanlah hal yang mudah. Karena kita tahu biaya produksi di Papua ini akan lebih besar daripada di Jawa sana. Sehingga kalau biaya produksinya lebih besar, maka harga jualnya juga besar. Hal ini mungkin yang akan kita carikan solusinya, tetapi yang terpenting disini tentunya pihak swasta yang akan kita gandeng. Mudah-mudahan akan ada yang memiliki kesamaan visi, dan tentunya pihak swasta ini harus memiliki peran untuk memberdayakan masyarakat Papua," jelas Danrem.
"Teknisnya masih akan kita adakan rapat lanjutan lagi. Semoga dalam waktu dekat ini akan ada investor yang datang, jika itu tidak terjadi maka kita akan mencari solusi yang lain seperti pengusaha lokal untuk kita ajak berkoordinasi sebab rumah pengolahan sagu tersebut merupakan bagian dari aset Pemda," sambungnya.
Untuk mengoperasikan pabrik pengolahan sagu ini, lanjut Danrem, bukan hal yang mudah.
“Tetapi, saya fikir ini sebuah tantangan bagi kita. Saya fikir kita harus guyub bersama, kita harus kolaborasi dengan semua pihak. Pihak swasta juga kita butuhkan, bagaimana mereka memiliki kepercayaan untuk berani berusaha di Papua," pungkasnya.**