JAYAPURA, wartaplus.com – Polisi memastikan isu penculikan anak di Kabupaten Sarmi, sebagaimana yang beredar luas di media sosial dan grup whatsaap (WA) sehingga meresahkan warga adalah hoaks.
Kepastian isu hoaks ini disampaikan Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, S.H., S.I.K., M.Kom kepada wartawan di Jayapura, Senin (06/02) siang.
Ia menjelaskan, beberapa postingan di Facebook maupun grup WAberedar terkait peristiwa penculikan anak itu bukanlah kejadian sebenarnya.
Bahwa kedua terduga pelaku penculikan anak yaitu Yanedi (37) dan Fitria (29) merupakan pedagang kerupuk yang akan menitipkan barang dagangannya di beberapa kios sepanjang jalan menuju Kabupaten Sarmi.
“Hal ini dapat kami pastikan setelah keduanya telah dimintai keterangan oleh Satuan Reskrim Polres Sarmi sesaat mendengar informasi yang beredar tersebut,” jelas Kombes Benny.
Adapun kejadiannya berawal pada hari Sabtu (04/02) lalu sekira pukul 09.00 WIT, keduanya yang mengendarai sebuah motor membawa dagangannya untuk dititipkan di kios-kios di sepanjang jalan menuju Kota Sarmi.
Lalu sekira pukul 21.00 WIT tepatnya di Kampung Wakde, motor yang dikendarai keduanya mogok sehingga mereka mendorongnya sembari menghubungi kenalan yang berada di Kota Sarmi, untuk menjemput keduanya menggunakan mobil pick up agar dapat mengangkut motor tersebut.
“Setiba mereka di Kampung Holmafent, ada seorang (yang dikatakan sebagai korban penculikan,red) memberikan air mineral dan kemudian pergi. Tidak lama setelah itu, orang yang tadi hendak memberikan minuman tersebut kemudian datang kembali kepada kedua terduga dan mengatakan bahwa dirinya keracunan hingga muntah-muntah,” jelas Benny.
Masyarakat yang mendengar informasi tersebut kemudian berkumpul dan mengamankan keduanya beserta motor dan dagangannya, kemudian seorang yang mengaku mengalami keracunan tersebut dibawa ke Puskesmas Sarmi.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sarmi AKP Fransiskus Taborat, S.H yang menangani kasus tersebut menjelaskan, personel Kepolisian yang juga mengetahui informasi tersebut kemudianmengamankan kedua terduga pelaku untuk diperiksa oleh di Mapolres Sarmi, dan didapati keterangan bahwa keduanya merupakan warga Palembang yang baru beberapa bulan di Jayapura untuk bekerja sebagai penjual kerupuk atas tawaran seorang kenalannya.
“Kami juga telah melakukan penyelidikan terkait seorang yang dikatakan sebagai korban tersebut bukanlah seorang anak kecil melainkan seorang dewasa dan menurut keterangan medis tidak ada tanda-tanda terjadinya keracunan,” tegas Fransiskus.
Oleh karena itu, secara tegas Kasat Reskrim mengatakan bahwa informasi terkait penculikan anak yang beredar tersebut bukanlah sebuah informasi yang benar adanya, tapi merupakan informasi bohong atau hoaks yang dibuat oleh oknum masyarakat untuk membuat kegaduhan.
“Informasi yang beredar bukanlah kejadian sebenarnya dan dapat kami pastikan bahwa ini hanya merupakan kesalahpahaman setelah dilakukan penyelidikan dan menjadi sebuah pemberitaan yang heboh setelah diubah peristiwa sebenarnya menjadi sebuah informasi palsu,” tegasnya.
Kasat Reskrim mengimbau kepada masyarakat agar lebih cerdas dalam menanggapi informasi yang beredar di masyarakat.
"Baik dari mulut ke mulut ataupun melalui media sosial, karena hal tersebut yang dapat membuat suatu kegaduhan dan keresahan di tengah masyarakat, sehingga membuat kerugian pada diri sendiri maupun orang lain," imbaunya.**