KIWIROK, wartaplus.com – Komandan Korem 172/PWY, Brigjen TNI JO Sembiring didampingi KasiOps, Kolonel Inf Yuswanto dan Komandan Satgas Yonif 143/TWEJ melaksanakan kunjungan kerja ke Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Kamis (03/11).
Kunjungan ini untuk melihat situasi di Distrik Kiwirok yang sudah 14 bulan ditinggal warga, pasca penyerangan terhadap tenaga medis dan pembakaran sejumlah fasilitas umum seperti Sekolah, Bank, Puskesmas serta rumah warga oleh Kelompok Separatis Teroris (KST), pada September 2021 lalu.
Dalam kunjungan itu, Danrem melakukan patroli untuk memantau situasi sekaligus mengecek sejumlah fasilitas umum seperti sekolah, rumah warga, gereja, bandara, bank dan puskesmas kiwirok.
Dari patroli tersebut, ditemukan sejumlah fasilitas umum seperti SD dan SMP Kiwirok berantakan karena sudah lama tak digunakan, bahkan perumahan guru juga kosong.
Begitu juga landasan Bandara Kiwirok dengan panjang 900 meter sudah mulai ditumbuhi rerumputan, Puskesmas dan Bank Papua Kiwirok hanya tersisa puing-puing akibat dibakar oleh Kelompok Separatis Teroris (KST).
Selain itu, puluhan rumah warga yang berada di Distrik Kiwirok tidak berpenghuni dan seluruh barang di dalam rumah dijarah olah KST. Hanya terlihat TNI/Polri yang berjaga dan Kelompok Separatis Teroris (KST) pimpinan Lamek Taplo yang terus memantau pergerakan aparat TNI/Polri dari perbukitan.
“Hari ini kita tiba di Kiwirok dan melihat situasi disini sangat sepi karena sudah satu tahun dua bulan masyarakat meninggalkan rumah mereka karena ketakutan akibat penyerangan kelompok bersenjata. Terlihat disini rumah-rumah warga kosong, pertanian dan ekonomi sama sekali tidak berjalan," kata Danrem usai memantau situasi di Kiwirok pada Kamis (03/11/2022).
Komunikasi
Dengan kondisi tersebut, Danrem mengaku bahwa pihaknya sudah berkomunikasi dengan Bupati Pegunungan Bintang dan rencananya akan memulangkan masyarakat Kiwirok dalam waktu dekat.
“Kami sudah berkomunikasi dengan pak bupati dan beliau juga setuju untuk segera memulangkan masyarakat yang sementara mengamankan diri di Oksibil ke Kiwirok ini sehingga mereka bisa kembali melakukan aktivitas dan bisa merayakan natal bersama di kampung halaman mereka,” bebernya.
Ia juga menyebut, saat ini ada ratusan warga yang sudah bersedia kembali, namun kendala yang dihadapi adalah masih adanya Kelompok Separatis Teroris (KST) yang masih terus berulah dengan menembak pesawat-pesawat yang membawa logistik ke Kiwirok.
Untuk itu, pihaknya akan fokus untuk mengamankan jalur masuk pesawat, sehingga pesawat sipil bisa masuk membawa logistik maupun bantuan dari pemda untuk masyarakat.
“Sejauh ini ada pesawat sipil yang masuk membawa logistik ke Kiwirok, tapi ditembaki oleh saudara-saudara kita yang bersebrangan. Untuk itu yang pertama kita lakukan adalah mengamankan jalur masuk pesawat sehingga pesawat sipil berani masuk. Dengan begitu, ketika masyarakat kita pulangkan kesini (Kiwirok), maka pesawat-pesawat ini juga bisa masuk membawa bantuan pemda kepada masyarakat,” ungkapnya.
Mantan Asintel Kasdam XVII/Cenderawasih itu juga menghimbau kepada Kelompok Separatis Teroris pimpinan Lamek Taplo untuk menghentikan aksi kekerasan dan mendukung rencana pemulangan masyarakat ke Distrik Kiwirok.
“Kepada saudara saya Lamek Taplo mari sama-sama membantu masyarakat Kiwirok. Kasian masyarakat yang sudah setahun lebih tidak melihat rumahnya, kampungnya, kebunnya dan mereka ini ingin kembali ke Kiworok. Oleh karena itu saya menghimbau mepada saudara saya Lamek Taplo dan teman-teman ya untuk mendukung pembangunan di Kiwirok ini,” pintanya.
“Hentikan kekerasan sehingga di bulan Desember ini warga Kiwirok yang keluar dapat merayakan dan merasakan damai natal,” harapnya.
Pemda Dukung
Sementara itu, Bupati Pegunungan Bintang, Yan Spei Bidana yang dikonfirmasi mengaku sangat mendukung langkah Danrem untuk pemulangan masyarakat ke Distrik Kiwirok.
“Kita sangat mendukung langkah itu (pemulangan warga), yang penting adalah aparat keamanan memastikan bahwa pesawat sipil bisa masuk ke Kiwirok itu, maka kami dari pemda akan siap membantu meyuplai bantuan bahan makanan bagi masyarakat paling tidak selama enam bulan kedepan sampai aktivitas pertanian maupun ekonomi mereka bisa kembali lancar,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat untuk membangun kembali fasilitas umum seperti sekolah, puskesmas, kantor pemerintahan, maupun rumah warga.
“Kalau sudah ada masyarakatnya, maka kita akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi untuk membangun kembali fasilitas-fasilitas yang sudah dirusak dan dibakar. Kita juga akan memberikan bantuan untuk membangkitkan kembali ekonomi masyarakat disana,” ujarnya.
Bupati juga menyebut, saat ini sekitar 300 orang yang berada di Oksibil sudah bersedia untuk kembali ke Kiwirok.
“Dari data pemda, jumlah warga yang akan kembali dari Oksibil berjumlah sekitar 300 orang, begitu juga warga yang berada di empat kampung yang berbatasan dengan Kiwirok juga sudah ingin pulang, jadi jumlahnya cukup banyak,” imbuhnya.
Ia berharap agar rencana pemulangan warga Kiwirok ini tidak mendapat gangguan dari Kelompok Separatis Teroris.
“ Semoga warga bisa kembali dan tidak lagi diganggu oleh kelompok itu (KST), kita juga minta aparat untuk memberikan jaminan keamanan kepada warga Kiwirok,” tandasnya. (**)