TIMIKA, wartaplus.com - Polisi mengklaim kasus pembunuhan dengan cara mutilasi terhadap empat warga yang diduga simpatisan KKB di Timika adalah bermotif perampokan, dengan modus merekayasa transaksi jual beli senjata.
Ini ditegaskan Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrim) Polda Papua, Kombes Pol Faizal Ramadhani dalam keterangan pers, di Timika, Senin (29/08).
"Dari hasil penyelidikan sementara, diketahui motif pembunuhan ini adalah perampokan dengan merekayasa transaksi pembelian senjata," ungkap Faizal.
Ia menyebut, pembunuhan sadis ini dilakukan oleh 10 orang yang terdiri dari 4 warga sipil dan 6 anggota TNI dari Brigif Raider 20 IJK/Timika.
Dari empat pelaku warga sipil tersebut, tiga sudah ditangkap dan telah dijadikan tersangka masing masing berinisial J, DU dan RF. Sedangkan satu pelaku lainnya masih dalam pencarian.
Sementara 6 oknum anggota TNI yang diduga terlibat dalam aksi keji ini juga telah diperiksa oleh Sub Denpom Timika.
Faizal menjelaskan kronologi kejadian pembunuhan berawal dari ide pelaku J (warga sipil) yang mengajak oknum TNI berinisial R untuk merekayasa transaksi pembelian senjata.
"Jadi keempat korban ini diketahui sedang mencari untuk membeli senjata. Nah itu yang kemudian dirancang oleh kedua pelaku. Setelah sepakat bertemu dan melakukan transaksi, uang pembelian senjata diambil, terus keempat korban langsung dibunuh dan tubuhnya dipotong menjadi empat bagian. Kemudian setiap bagian potongan tubuh dari empat jasad dikumpulkan dalam satu karung lalu dibuang ke sungai," beber Faizal.
Transaksi pembelian senjata yang berujung pembunuhan tersebut terjadi di lokasi SP 1, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Papua pada 22 Agustus 2022 lalu. Uang pembelian senjata yang diambil pelaku kabarnya mencapai Rp250 juta untuk pembelian dua senjata jenis AK47 dan FN.
Sementara potongan tubuh para korban yang diisi dalam karung dibuang di sungai Kampung Pigapu, Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika.
Disinggung soal dugaaan para korban merupakan jaringan atau simpatisan kelompok kriminal bersenjata Nduga pimpinan Egianus Kogoya? Kombes Faizal mengatakan masih mendalami dugaan tersebut.
"Kita masih dalami. Tapi kecendrungan mereka terhubung dengan kelompok Egianus memang ada, apalagi selama ini kita ketahui yang sering membeli senjata dan amunisi adalah kelompok mereka," terang Faizal.
Ia menambahkan, bahwa saat ini pihaknya masih fokus mencari jasad dua korban lainnya yang masih belum ditemukan.
Dalam kasus mutilasi ini dua jasad korban sudah berhasil diidentifikasi masing masing berinisial AL dan LN yang kabarnya merupakan salah satu Kepala Kampung di Nduga. Sementara dua korban mutilasi lainnya, berinisial IN dan satu yang tidak diketahui identitasnya belum ditemukan.
Potongan tubuh kedua korban ditemukan di lokasi yang tidak berjauhan, di sungai kampung Pigapu, Distrik Iwaka, namun di hari berbeda yakni Jumat (26/08) dan Sabtu (27/08).
Sementara itu terkait dugaan keterlibatan enam oknum anggota Brigif Raider 20/lJK Timika, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa menegaskan, keenam oknum anggota tersebut telah diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh Sub Denpom Timika
Ia menegaskan, jika dari hasil penyelidikan keenam oknum prajurit tersebut dinyatakan terlibat, maka akan ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku.
"Kami Angkatan Darat berkomitmen bahwa hukum harus ditegakan, bila dari hasil investigasi pemeriksaan anggota kami terlibat, maka akan diproses sesuai hukum yang berlaku," tegasnya.
Diketahui enam oknum anggota TNI yang diperiksa, satu merupakan perwira menengah berpangkat Mayor, satu perwira pertama berpangkat Kapten. Sementara 4 lainnya merupakan prajurit tamtama. **