WAMENA, wartaplus.com - Ribuan massa tumpah ruah di acara Deklarasi Papua Damai berlangsung di Lapangan Pendidikan, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Rabu (01/05) pagi.
Deklarasi yang digelar dalam rangka peringatan Hari Lahirnya Pancasila pada 1 Juni, dipimpin Ketua LMA (Lembaga Masyarakat Adat) Papua, Lenis Kogoya.
Aparat gabungan TNI Polri disiagakan untuk mengamankan acara Deklarasi yang mengusung tema "Merajut Persatuan, Menepis Perbedaan Membangun Papua Damai, Mengejar Kesejahteraan Berbasis Adat".
Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Arif Budi Situmeang dalam keterangan tertulisnya menyatakan bahwa pengamanan dilakukan atas permintaan masyarakat, dan bersyukur kegiatan deklarasi dari awal hingga akhir berjalan aman dan lancar.
"Ini sebagai bukti Kodim bersama Polres dan masyarakat adat memperingati hari lahirnya Pancasila dengan mengaktualisasikannya dengan rasa syukur kepada TUHAN," kata Dandim.
Menurutnya, tak bisa dipungkiri bahwa Pancasila berandil besar dalam kerukunan masyarakat adat Papua.
"Di Papua masyarakat Adat tidak ada dikotomi Islam-Kristen, Gunung-Pesisir, Pendatang-Asli. Semua hidup rukun dan damai," ujarnya.
Acara deklarasi yang berlangsung jelang sore hari diawali dengan pertunjukan tarian perang. Herman Doga selaku Ketua LMA Kabupaten Jayawijaya dalam sambutannya menyampaikan bahwa lewat LMA mengangkat aspirasi masyarakat adat untuk diteruskan ke DPRD Kabupaten dan Provinsi.
"Masyarakat adat meminta Daerah Otonomi Baru (DOB) secara resmi diterima melalui honai adat (LMA), dukungan DOB itu supaya masyarakat sejahtera, supaya Papua ini Damai, supaya generasi masa depan bisa sejahtera," tegasnya.
ia mengajak semua masyarakat di Jayawijaya khususnya dan Papua umumnya untuk mendukung pemekaran DOB.
"Kami meminta satu Provinsi di Pegunungan Tegah supaya Kami bisa Atur masa depan kami di pegunungan bukan di Jayapura, kami juga meminta 1 Kabupaten di Okika, 1 Kabupaten di Piramid, 1 Kabupaten di Kembu Tolikara untuk Kesejahteraan mama-mama dan masa depan anak cucu kami di Pegunungan," serunya.
Ketua LMA Kabupaten Lanny Jaya, Tias Korinum Kogoya mengajak masyarakat adat utk secara terbuka dan damai menerima Pemekaran DOB.
"Jangan atur Lapago terlalu luas untuk diatur dari Jayapura terus. Jayapura kasi sendiri, Lapago sendiri. Bangun Universitas yang maju untuk anak anak sekolah. Mahasiswa stop tolak DOB, kuliah baik, jangan buat mama sengsara terus tunggu kamu kuliah lama. Cepat selesaikan studi dan kembali bangun tanah kelahiranmu," serunya.
Pernyataan Sikap
Sementara itu dalam pernyataan sikap deklarasi setia kepada NKRI dibacakan oleh Lenis Kogoya. Beberapa poin diantaranya yaitu Kesetiaan kepada NKRI menolak semua isu-isu yang mengancam dan memecah belah anak bangsa, mendukung otonomi khusus jilid II dan DOB tiga Provinsi di Tanah Papua, menjunjung tinggi pancasila sebagai Dasar Negara dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.
"Kami seluruh masyarakat Adat Papua, dengan ini menyatakan mendukung segala upaya penyelesaian konflik di papua secara bermartabat demi tercapainya papua yang damai," ucap Lenis
Serta menyatakan mendukung implementasi undang-undang otsus nomor 2 tahun 2021 dan rencana pemekaran DOB menuju Papua Damai, Aman dan Sejahtera.
Selanjutnya penyampaian terima kasih oleh Wakil Presiden K.H Ma'ruf Amin secara virtual kepada LMA, Tokoh adat dan Kepala suku yang turut hadir, serta kepada seluruh pihak yang mendukung terselenggaranya Papua Damai sebagai bagian dari Indonesia dalam Peringatan Hari Lahir Pancasila.
"Saya meyakini percepatan pembangunan akan segara terwujud karena masyarakat Papua siap untuk bahu membahu dan berpartisipasi untuk membangun Papua. Bahkan kunci keberhasilan Papua juga ditentukan dengan situasi keamanan yang kondusif dan humanis," kata Wapres.
Kegiatan Deklarasi dihadiri unsur Forkopimda Jayawijaya, Ketua LMA dari beberapa Kabupaten di Papua, tokoh adat, pemuda, perempuan dari wilayah Adat Lapago dan ribuan masyarakat.**