JAYAPURA,wartaplus.com – Menajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura menyayangkan aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh keluarga pasien terhadap salah satu dokter yang bertugas di RSUD Jayapura pada Sabtu (16/04/2022) kemarin.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura, dr. Anton Mote, menjelaskan, kejadian pengeroyokan ini merupakan kesalahpahaman yang terjadi antara keluarga pasien dengan dokter yang bertugas.
“Ini adalah sebuah kesalahpahaman karena dokter yang bertugas sudah melakukan tugasnya sesuai dengan SOP di rumah sakit ini. Namun karena keluarga pasien mungkin kurang memahami SOP sehingga terjadi pengeroyokan ini,” katanya kepada wartawan di RSUD Jayapura, Minggu (17/04/2022) sore.
“Kalau keluarga pasien merasa ada hal-hal yang kurang atau tidak sesuai harusnya bisa mengkonfirmasi atau mengadukan ke kami menajemen bukan melakukan aksi kekerasan seperti ini. Kita sangat sayangkan kejadian kekerasan ini terjadi terhadap dokter,” sambungnya.
Meski begitu, pihaknya tetap akan menempuh jalur hukum, mengingat dokter yang menjadi korban pengeroyokan mengalami luka dan memar pada bagian wajah.
“Kejadian ini sudah dilaporkan ke pihak kepolisian untuk proses selanjutnya karena korban mengalami memar pada bagian wajah. Kami harap hal ini diseriusi oleh pihak kepolisian untuk menangkap pelaku dan di proses hukum,” tegasnya.
Pasca pengeroyokan itu, sejumlah dokter yang bertugas mengalami trauma sehingga saat ini pihak rumah sakit tengah berkoordinasi dengan Polda Papua untuk menambah personil untuk pengamanan di RSUD Jayapura.
“Ada sejumlah dokter yang trauma dengan kejadian kekerasan yang dialami oleh rekan dokter kami, sehingga kami sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk menambah pengamanan disini,” ujarnya.
Selain itu, menajemen RSUD Jayapura juga akan menempuh jalur hukum atas penyebaran video viral di media sosial yang dinilai menyudutkan pihak RSUD Jayapura. Pasalnya dalam video yang beredar menuding dokter di RSUD Jayapura membunuh Orang Asli Papua.
“Kita akan melaporkan pemilik akun youtube yang menyebarkan video bahwa dokter di RSUD Jayapura adalah pembunuh Orang Asli Papua. Saya mau tegaskan bahwa kami disini (dokter-red) bukan pembunuh Orang Asli Papua (OAP). Saya juga menjamin bahwa seluruh dokter yang bertugas disini bukan pembunuh,” tegasnya.
Menurutnya, seluruh dokter dan tim medis di RSUD Jayapura merupakan pekerja kemanusiaan dan tidak melakukan pembunuhan terhadap Orang Asli Papua.
“ Dengan demikian saya sebagai anak papua mengutuk keras orang yang memasukan dan memviralkan video tersebut, itu sangat menyudutkan teman sejawat yang bertugas disini. Teman dokter yang bertugas disini adalah pekerja kemanusiaan, yang setiap hari bekerja melayani kita orang Papua,” imbuhnya.
Mote menyebut, dengan beredarnya video tersebut menjatuhkan semangat para dokter yang bertugas di RSUD Jayapura sekaligus mencoreng profesi dokter.
“Video yang beredar betul-betul mencoreng nama baik kami dan menjatuhkan semangat tim dokter yang bertugas disini. Oleh karena itu kami meminta pihak kepolisian untuk menangkap pemilik akun youtube dan yang menyebarkan video itu, orang itu harus bertanggung jawab,” pintanya.
Selain itu, dengan beredarnya video tersebut akan membuat banyak orang ketakutan dan tidak akan berobat ke RSUD Jayapura. “Dengan beredarnya video tersebut akan membuat banyak orang takut untuk datilang berobat. Itu artinya akan banyak ornag papua yang mati diluar sebelum ditangani oleh medis. Olah karena itu jangan percaya dengan video yang beredar mari berobat karena kami kan melayani dengan hati,” tutupnya.