JAYAPURA, wartaplus - Jelang perayaan Lebaran atau Idul Fitri 1443 H tahun 2022, harga sejumlah komoditas pangan di Papua mulai naik diantaranya gula pasir, bawang merah, dan cabai rawit.
Dari pantauan di sejumlah pasar tradisional dan toko swalayan yang ada di Kota jayapura, harga gula pasir curah bervariasi mulai dari Rp15.000/kg hingga Rp18.000, harga ini mengalami kenaikan dari sebelum ramadhan seharga Rp14.000/kg. Sementara untuk gula pasir kemasan mulai langka terutama di toko swalayan.
Lalu ada bawang merah yang masih berada di kisaran harga Rp50 ribu/kg dari sebelumnya Rp40 ribu/kg.
Sedangkan untuk harga cabai rawit fluktuatif, namun masih cukup tinggi yakni Rp110/kg.
Salah seorang pedagang di pasar Tradisional Sentani, Jusmiah mengaku untuk harga cabai rawit memang belum turun sejak Natal 2021 lalu.
"Kalau sebelumya harga kisaran Rp70 ribu sampai 90 ribu perkilogram, sejak Natal sudah naik Rp100 ribu, bahkan kemarin sampai Rp130 ribu, tapi sekarang sudah turun lagi Rp110 ribu," sebutnya.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop) Provinsi Papua, Laduani Ladamay menuturkan, jelang hari raya Idul Fitri 1443 H memang ada beberapa komoditas yang terjadi kenaikan, namun masih bisa diantisipasi.
"Gejolak harga gula, namun masih bisa kita atasi. Memang stok gula kosong yang kita biasa ambil dari Jawa timur, tapi di daerah lain masih tersedia. Mudah mudahan jelang lebaran stok gula masih tersedia, dan kita masih pertahankan di harga Rp14 ribu perkilogram," kata Laduani dalam keterangan pers di Jayapura, Selasa (12/04) lalu.
Lalu untuk cabai rawit, ungkap Laduani, dipengaruhi musim hujan tinggi menyebabkan stok cabe di sejumlah daerah pengirim kosong.
"Mudah mudahan bisa diatasi jelang lebaran. Kalau dulu kita kirim cabai dari Enrekang di Sulawesi Selatan, tapi sekarang mereka lebih banyak memproduksi cabai kering. Kita sekarang sedang mencoba mengirim dari Jember dan Kediri di Jawa Timur," jelasnya.
Untuk bawang merah, lanjut Laduani, memang selalu alami kenaikan.
"Dari sebelum puasa memang harganya sudah naik," sebutnya.
Laduani menambahkan, untuk mengantisipasi lonjakan harga barang jelang Lebaran, melalui Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus melakukan koordinasi.
"Meski ada kenaikan, mudah mudahan kita masih bisa kontrol tidak lebih dari 3 persen. Nanti menjelang hari raya apabila ada hal yang meningkat di pasaran, kita akan lakukan koordinasi untuk melakukan operasi pasar," pungkas Laduani.**