JAKARTA,wartaplus.com - Deputi II Badan Nasional Pengelolaan Potensi Perbatasan (BNPP) RI, Komjen (P). Drs. Paulus Waterpauw. M.Si menyampaikan dukacita mendalam atas kecelakaan maut di Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat yang terjadi pada Rabu (13/4/2022). Kecelakaan maut menewaskan 18 orang pekerja tambang asal Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Saya ikut berdukacita kepada seluruh korban kecelakaan maut ini. Kiranya keluarga yang ditingalkan diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi peristiwa ini,” ujar Waterpauw, Kamis (4/14/2022).
Diketahui Sebuah truk dengan nomor polisi PB 8374 MC mengalami kecelakaan tunggal Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, Rabu (13/4/2022) dini hari. Akibat kejadian itu, sebanyak 18 orang tewas. Kejadian itu berawal saat truk berpenumpang 34 orang datang dari arah Distrik Minyambouw dengan tujuan pusat kota.
Setibanya di jalan turunan kilometer 10 melewati Kampung Duadbey, pengemudi truk mendadak hilang kendali. Truk itu memuat 34 penumpang yang terdiri dari 32 orang dewasa, satu balita. Waterpauw prihatin dengan kejadian tersebut, di saat pekerja tambang rakyat sedang menaiki truk yang mengalami gagal rem.
Mantan Kapolda Papua Barat ini berharap pemerintah setempat dapat membantu para korban memulangkan jenazahnya ke daerah asalnya masing-masing.
“Saya harap pemerintah daerah bisa membantu para korban dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing. Pemda juga dapat mengevaluasi pemanfaatan tambang rakyat dengan berbagai hal yang bisa menyebabkan risiko yang dihadapi ke depan,” jelas Waterpauw.
Selain itu, Mantan Kabaintelkam Polri ini juga berharap peristiwa ini menjadi pelajaran semua pihak. “Harapan saya dengan adanya kejadian ini, tambang itu ditutup sementara,” pungkas Waterpauw.
Mantan Kapolda Papua ini juga mengimbau kepada para pekerja yang berasal dari luar Papua untuk tetap memperhatikan keselamatan kerja, sebab hal tersebut menjadi utama. “Mencari nafkah boleh saja tapi keselamatan yang utama,” terangnya.
Ucapan dukacita juga disampaikan oleh Kepala suku besar Pegunungan Arfak Obet Ayok Rumbruren.
“ Sebagai manusia kita turut berdukacita atas kecelakaan dimana 18 orang yang meninggal dunia, termasuk masih ada korban yang luka berat. Saya sempat melihat korban saat dirawat di rumah sakit angkatan laut. Sebagai tokoh masyarakat, kami menyampaikan turut berdukacita atas musibah ini,” ujar Rumbruren.*