JAYAPURA, wartaplus.com - Komando Distrik Militer (Kodim) di Kabupaten Nduga, Papua siap diresmikan dalam waktu dekat. Ini ditegaskan Danrem 172 /PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan, menanggapi permintaan masyarakat Nduga agar Kodim segera dibentuk guna menjaga keamanan di wilayah yang sering terjadi konflik bersenjata tersebut.
"Gedung kantornya sudah siap, baraknya juga ada. Semuanya sudah siap termasuk personil. Jadi dalam waktu dekat, kemungkinan habis lebaran sudah akan diresmikan," kata Danrem Izak kepada wartawan di sela peninjauan penyaluran Bantuan Tunai Pedagang Kaki Lima, Warung dan Nelayan (BTPKLWN) di Makodim Jayapura, Rabu(13/04).
Untuk kekuatan personil yang akan ditempatkan, sebut Danrem, disamakan dengan Kodim yang lain.
Selain Kodim Nduga, ada dua Kodim dibawah komando Korem 172/PWY yang juga akan dibentuk yakni Kodim Lanny Jaya dan Tolikara.
Kodim Nduga diresmikan lebih dulu, karena dari sarana prasarana sudah sangat siap, apalagi dilihat tingkat gangguan keamanannya lebih tinggi dibanding Lanny Jaya dan Tolikara.
"Kalau Lanny Jaya dan Tolikara gedung kantor dan baraknya masih sementara dibangun," jelas Izak.
Sementara itu disinggung soal situasi keamanan pasca penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di sejumlah daerah yang masuk wilayah teritorial Korem 172/PWY, Danrem Izak secara tegas menyatakan situasi di wilayah Nduga, Pegunungan Bintang, Yahukimo dan Yalimo, untuk saat ini aman dan kodusif, aktivitas masyarakat berjalan seperti biasanya.
"Kita berharap dengan adanya Kodim di Nduga, kita (TNI) bisa bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat, karena sudah ada pejabat dalam hal ini Dandim yang bisa berkoordinasi langsung dengan Bupati dan unsur Forkopimda lainnya," harap Danrem.
Menyoal tuntutan masyarakat Nduga agar pasukan penugasan dari luar Papua agar segera dipulangkan ke daerahnya? Danrem menegaskan, selama daerah itu masih dikategorikan tidak aman, pastinya masih dibutuhkan bantuan pasukan dari luar untuk memback up personil yang ada dalam menjaga keamanan di wilayah tersebut, terutama dari gangguan kelompok yang berseberangan dengan NKRI.
Seperti diberitakan sebelumnya, masyarakat Kabupaten Nduga melalui para tokoh meminta seluruh pasukan non organik baik TNI maupun Polri yang bertugas di wilayah Nduga agar ditarik. Permintaan ini menyusul tewasnya seorang remaja, Puranus Lokbere (17 thn) yang ditembak oleh Orang tak Dikenal (OTK), pada Selasa (05/04).
Dihadapan Bupati, Kapolres, Dandim yang diwakili Pabung (Perwira Penghubung), ratusan masyarakat yang mengarak jenazah Puranus pada Rabu (06/04), meminta dengan tegas kepada Presiden Jokowi agar segera menarik pasukan non organik yang ada di Kabupaten Nduga.
"Dan kami minta Kodam Cenderawasih segera bentuk dan resmikan Kodim Nduga, biar mereka bisa hidup bersama kami, karena mereka (Kodim) adalah mitra pemerintah daerah," seru Elieser Tabuni, salah seorang perwakilan Tokoh Agama.
Hal senada juga disampaikan, Tokoh Pemuda, Takeos Lokbere yang meminta pasukan TNI non organik segera keluar dari Keneyam, ibukota Kabupaten Nduga.
"Kalau bisa bikin pos jangan di kota Keneyam, karena kalau ada mereka (TNI) maka TPN/OPM, masuk kejar disini, lalu TNI akan curiga terhadap masyarakat sipil, lalu tembak sembarang. Ini salah satu buktinya kematian Turanus Lokbere yang jadi korban salah tembak sasaran," kata Takeos
Tokoh Intelektual, Piter Gany, menuturkan, pasukan nor organik tidak ditarik, maka tidak akan ada pembangunan di Kabupaten Nduga, karena akan terus terjadi konflik antara pemberontak TPN/OPM dengan pasukan TNI Polri dan masyarakat jadi korban.
"Oleh karena itu, kami minta pasukan non organik ini tarik kembali. Kalau tidak mau tarik, bangun mereka punya Pos jauh dari ibukota Keneyam dimana merupakan pusat pemerintahan dan perekonomian masyarakat," pintanya.**