WARTAPLUS - Setiap kendaraan memerlukan perawatan berkala, agar kondisinya selalu prima dan dapat diandalkan sewaktu-waktu. Selain itu, servis rutin juga dapat membuat umur kendaraan menjadi lebih panjang.
Tingginya permintaan akan pelumas sebagai bagian dari servis berkala, membuat beberapa oknum memanfaatkan hal tersebut untuk mengeruk keuntungan lebih.
Caranya adalah dengan membuat pelumas atau oli palsu. Teknik yang umum digunakan adalah mengolah kembali pelumas bekas pakai, kemudian mengisinya ke kemasan dan disegel ulang sehingga terlihat baru.
Terkait maraknya oli palsu, PT Pertamina Persero mengaku, terus memerangi hal tersebut. Hal itu diungkapkan Corporate Secretary Pertamina Lubricant, Fitri Eka.
“Memang, tidak semua produk yang dipalsukan adalah merek Pertamina. Namun, ini merupakan bentuk tanggung jawab kami sebagai produsen pelumas terbesar di Indonesia,” ujarnya saat dihubungi belum lama ini.
Soal dampak dari penggunaan oli palsu, Fitri mengatakan bahwa mesin adalah komponen paling rawan. Sebab, mesin yang berhubungan langsung dengan pelumas.
“Bahaya menggunakan pelumas yang palsu adalah dapat mengakibatkan kerusakan alat yang dilumasi,” tuturnya.
Untuk memastikan oli yang dipakai asli, Fitri menyarankan membelinya langsung di distributor resmi yang ditunjuk Pertamina. “Ini merupakan langkah paling aman yang dapat dilakukan,” jelasnya.