JAYAPURA, wartaplus.com – Dua anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Kais Tabuni dan Toni Tabuni ditangkap Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz di Kelurahan Siriwi, Kabupaten Nabire, Selasa (29/03) malam.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz, Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal, menjelaskan, penangkapan ini dilakukan setelah aparat melakukan pemantauaan dan penyelidikan kurang lebih satu minggu.
Saat dilakukan penangkapan, keduanya melakukan perlawanan sehingga aparat mengambil langkah tegas dengan melumpuhkan Toni Tabuni. Akibatnya Toni Tabuni meninggal dunia sementara Kais Tabuni diamankan ke Mapolres Nabire.
“Saat dilakukan penangkapan, Toni Tabuni ini melakukan perlawanan sehingga anggota kita mengambil tindakan tegas yag menyebabkan tersangka meninggal dunia. Sementara satu orang lainnya diamankan ke Mapolres Nabire,” kata Kamal kepada wartawan di Kota Jayapura, Rabu (30/03) siang.
Dari tangan kedua anggota KKB tersebut, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa dua puluh butir amunisi kaliber 5,56 mm, uang tunai dan sejumlah dokumen.
Kamal menjelaskan, tersangka Toni Tabuni merupakan pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Ndeotadi dan terlibat dalam sejumlah aksi kejahatan di Paniai, Intan Jaya, hingga Kabupaten Puncak.
“Toni Tabuni adalah pimpinan KKB Ndeotadi dan sudah terlibat dalam 9 aksi kejahatan. Diantaranya menembak warga sipil, TNI-Polri dan beberapa kasus kekerasan lainnya,” ujarnya.
Dari Sembilan kasus kejahatan tersebut, Toni Tabuni diketahui ikut terlibat dalam penembakan terhadap Kabinda Papua, Alm Letjend TNI I Gusti Putu Dani Nugraha di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak.
“Di adalah salah satu pelaku penembakan terhadap Kabinda Papua, Alm Letjend TNI I Gusti Putu Dani Nugraha di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak pada 25 April 2021 lalu,” ungkap Kamal.
Selanjutnya, terlibat dalam penembakan terhadap petugas satgas covid-19 di Intan Jaya yang menyebabkan dua petugas medis yakni Alemanik Bagau dan Heniko Somau meninggal dunia.
“Selain itu yang bersangkutan terlibat dalam penyerangan Pospol 99 Ndeotadi yang melukai satu orang anggota kepolisian serta merampas tiga pucuk senjata organik pada Mei 2020,” bebernya.
Kemudian terlibat dalam pembakaran Bandara Bilorai Intan Jaya serta penembakan warga sipil di perbatasan Paniai-Intan Jaya pada Oktober 2021.**