JAYAPURA, wartaplus.com - Beredarnya video yang memperlihatkan tiga oknum anggota TNI tengah berusaha mendobrak pintu sebuah ruangan di kantor pemerintahan Kabupaten intan Jaya, menjadi viral di media sosial dan grup grup Whatsaap.
Video yang dibagikan juga disertai dengan narasi yang menyebut bahwa peristiwa ini terjadi pada 2021, dimana oknum TNI berusaha membuka paksa pintu ruangan kerja Bupati Intan Jaya tanpa seijin Bupati maupun Sekda.
Menanggapi video viral tersebut, Danrem 173/PVB Brigjen TNI Taufan Gestoro memberikan klarifikasinya.
Ia mengatakan, kejadian tersebut sudah diselesaikan dengan baik antara pihak Pemda Kabupaten Intan Jaya dan aparat TNI.
Bahkan, ia bersama Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni telah melihat langsung ruang kantor pemda yang rusak dilakukan oknum aparat TNI.
"Kejadian sebenarnya aparat TNI dalam video itu berupaya membuka pintu yang sulit dibuka dalam rangka pelaksanakaan pengecekan dan pengamanan kantor agar tidak digunakan untuk hal-hal yang negatif," kata Danrem dalam keterangan persnya, Kamis (10/03).
Ia menjelaskan, setelah pintu berhasil dibuka, personel Pos Holomama dari Yonif PR 501/BY yang saat itu bertugas, melakukan pengecekan ke bagian dalam kantor dengan cara masuk ke dalam ruangan-ruangan kantor tersebut.
Akibat dari kegiatan pengecekan dan pengamanan tersebut, mengakibatkan beberapa pintu yang dibuka paksa mengalami kerusakan.
"Koordinasi pada saat itu hingga saat ini dengan Pemda Intan Jaya sudah dilakukan, bahkan saat perbaikan juga telah dikomunikasikan dengan bupati. Jadi sebetulnya sejak beredarnya video pada 2021 sudah tidak ada masalah. Hanya saja sekarang pada tahun 2022, video itu digunakan oleh orang dan kelompok tertentu untuk menyudutkan aparat TNI," beber Taufan.
Danrem 173/PVB berharap bagi masyarakat yang belum mengetahui kejadian yang sebenarnya dapat mengerti dan tidak terprovokasi dengan narasi dari tayangan video tahun 2021 itu.
"Saat ini kondisi fasilitas yang ada di video itu telah diperbaiki dan telah berfungsi kembali serta dapat beroperasional seperti sediakala," tegasnya.
Di tempat berbeda, Kapendam Cenderawasih, Kolonel Inf Aqsha Erlangga mengimbau kepada seluruh masyarakat Papua tetap fokus, mengawal dan membantu aparat Kepolisian yang sedang berupaya keras untuk penegakan hukum terhadap aksi gerombolan kriminal bersenjata atau KST (kelompok separatias teroris) yang kerap berulah diluar batas dan diluar dari rasa peri kemanusiaan.
Kapendam menyebut KST dan simpatisannya selalu mencari alasan pembenaran diri untuk membantai, membunuh bahkan merudapaksa warga sipil yang tidak berdosa.
"Saya yakin tujuan video itu adalah untuk mengalihkan isu pelanggaran HAM Berat yang dilakukan oleh KST yang baru-baru ini terjadi di Beoga. Saya berharap KST dan para simpatisannya semua sadar hati dan terketuk hatinya karena Tuhan, bahwa perbuatannya sudah diluar peri kemanusiaan dan tidak ada sama sekali mencerminkan sebagai Hamba Tuhan yang penuh cinta kasih," harap Kapendam.**