JAYAPURA, wartaplus.com – Sebuah video yang menampilkan pengakuan seorang oknum TNI, Serda JYK telah membunuh Orang Asli Papua (OAP) dan meminta maaf kepada rakyat Papua atas apa yang telah dilakukan dipastikan hoax.
Dalam video yang di media sosial pada Jumat (18/02), Serda JYK mengaku sebagai anggota Yonif 756/WMS.
Terkait dengan video viralnya, Serda JYK langsung diamankan dan menjalani pemeriksaan di Makorem 172/PWY. Kepala Seksi Intelijen (KasiIntel) Korem 172/PWY Letkol Kav Kristiyanto, S.Sos turun langsung melakukan pemeriksaan.
Kasintel Letkol Kav Kristiyanto menuturkan, langkah yang telah diambil dalam kasus ini yaitu melaporkan kepada pihak Kepolisian terkait orang yang menyebarkan video hoax tersebut dan juga atas aksi kekerasan yang dilakukan oleh orang tak dikenal tersebut kepada JYK dan kedua orang tuanya.
"Dari keterangan yang didapatkan faktanya bahwa penyampaian dari oknum TNI yang diviralkan tersebut tidaklah benar atau hoax. JYK merupakan anggota TNI aktif dari Kodim 1712/Sarmi yang sebelumnya berdinas di Yonif 756/WMS dan saat ini melakukan izin berobat di Jayapura karena kedua kaki yang bersangkutan dalam keadaan sakit," tutur Kasintel.
Dalam pemeriksaan, Serda JYK menjelaskan kronologis kejadian yang berujung pada kasus penganiayaan terhadap dirinya serta videonya yang viral.
Saat itu, ia bersama keluarga dengan menggunakan mobil hampir bersenggolan dengan pengendara sepeda motor yang dikendarai oleh dua masyarakat yang saat itu menyalakan lampu sen kiri, namun kendaraannya mengarah ke kanan sehingga kendaraan yang dikemudikan oleh adik dari JYK kaget, dan membanting setir ke kanan.
Tidak sengaja klakson mobil ketindis dan berbunyi termasuk pintu mobil terbuka sendiri yang mengakibatkan keponakan JYK hampir terjatuh keluar dari kendaraan.
"Saat JYK menahan keponakannya agar tidak terjatuh, tidak sengaja korek api mainan yang menyerupai pistol milik adik JYK terlihat oleh kedua pengendara tersebut, yang berada tepat pada pintu mobil yang terbuka sehingga menimbulkan kesalahpahaman bahwa JYK menodongkan senjata kepada kedua pengendara tersebut," beber Kasintel.
Setelah kejadian tersebut JYK bersama kedua orang tuanya memasuki toko dan berbelanja. Setelah keluar dari toko tiba-tiba masyarakat sudah banyak dan melakukan tindak kekerasan kepada JYK dan kedua orang tuanya.
"Terdengar salah satu masyarakat mengatakan mengapa kamu todong saya dengan pistol. Lantas JYK menjawab itu hanya pistol mainan namun masyarakat tidak percaya dan terus melakukan intimidasi kepada JYK, yang membuat suasana semakin keruh, namun JYK tetap tenang dan berupaya menjelaskan kepada masyarakat apa yang sebenarnya terjadi," jelasnya.
Salah satu masyarakat lantas menyuruh JYK untuk meminta maaf kepada masyarakat yang ada di tempat kejadian dan memvideokan hal tersebut menggunakan hp.
Saat divideokan tersebut, JYK hanya menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat yang ada di lokasi kejadian dan masyarakat di daerah Pegunungan Tengah. Ia juga meminta maaf kepada kedua pengendara yang hampir bersenggolan sebelumnya.
"JYK memastikan bahwa pihaknya tidak mengatakan bahwa yang menghilangkan OAP adalah dirinya seperti yang dituduhkan oleh oknum masyarakat yang mengaku bernama Nelson Wenda dalam video yang tersebar tersebut. Pihaknya memang mendengar kalimat tersebut diucapkan oleh salah satu masyarakat, namun bukan dirinya. Saat itu juga, terdengar suara-suara provokatif dari samping dan belakang JYK," jelas Kasintel.
JYK mengatakan bahwa pihaknya tidak mungkin mengatakan hal tersebut, sebab ia merupakan personel TNI yang juga merupakan Orang Asli Papua yang memegang teguh disiplin keprajuritan dalam bertugas.
"Kejadian ini telah dilaporkan ke Polres Jayapura pada Jumat malam terkait tindak pidana pengeroyokan dan akan dibuat laporan pencemaran nama baik dan penyebaran berita Hoax," kata Kasintel.**