WAMENA, wartaplus.com – Aktivitas pasar Wouma, di Distrik Wouma, Kabupaten Jayawijaya, Papua kembali ramai, pasca terjadinya konflik antar warga dari Nduga dan Lanny Jaya di kawasan itu, tiga pekan lalu.
Konflik yang telah berakhir damai itu, sebelumnya mengakibatkan seorang warga meninggal dunia, serta puluhan rumah dan honai terbakar.
Perdamaian diantara kedua kelompok warga telah dilaksanakan pada Sabtu, (15/01) lalu yang difasilitasi oleh Kodim 1702/Jayawijaya bertempat di Makodim 1702/Jayawijaya dan disaksikan oleh seluruh Forkopimda di wilayah Lapago. Dari perdamaian tersebut dihasilkan kesepakatan untuk saling menjaga situasi keamanan dan ketertiban di wilayah Kabupaten Jayawijaya.
Saat ini kondisinya telah benar aman, ungkap Danramil 1702-01/Wamena Kapten Inf Aprin Paembonan yang turun langsung melihat aktivitas masyarakat di Pasar Wouma, Minggu (23/1) siang.
Danramil menuturkan, aktivitas masyarakat sudah kembali berjalan dengan normal seperti sediakala. Hal-hal yang sekiranya perlu diwaspadai dipastikan sudah tidak ada lagi.
“Dari penjelasan masyarakat sekitar baik pedagang maupun para pembeli yang ada di lokasi pasar ini, mereka menjelaskan bahwa setelah ada perdamaian dari kedua kubu sampai saat ini tidak ada lagi kekacauan yang terjadi baik di pasar maupun di kampung-kampung dekat pasar Wouma,” ujar Danramil.
Sementara itu, Piter (30) salah satu pembeli di pasar Wouma mengaku situasi telah aman, oleh karena itu ia mengajak masyarakat untuk tidak khawatir lagi keluar rumah untuk melaksanakan aktivitas seperti sebelumnya.
“Sekarang sudah damai lagi, mau keluar kemana-mana sudah tidak takut tidak seperti sebelum ada perdamaian, dimana masyarakat tidak berani keluar rumah bahkan sekedar untuk berbelanja keperluan rumah. Namun setelah adanya perdamaian seluruh masyarakat sudah membaur kembali melaksanakan aktivitasnya masing-masing,”ucap Piter.
Sementara itu, Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Arif Budi Situmeang saat dikonfirmasi mengatakan bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh Koramil 1702-01/Wamena tersebut untuk memastikan bahwa segala kesepakatan bersama yang telah diputuskan pada perdamaian beberapa waktu lalu dipatuhi oleh kedua suku yang bertikai.
“Hal ini hanya sebagai antisipasi jika terjadi pelanggaran atas apa yang telah kita sepakati bersama. Kita berterima kasih bahwa kesepakatan kemarin dapat dijalankan dan masyarakat juga sudah merasakan dampak dari perdamaian tersebut. Segala aktifitas dapat berjalan dengan normal,” kata Dandim.**