Pemerintah Bayar Denda Adat Rp2,5 Miliar, Selesaikan Konflik Warga di Wamena Papua

Penyerahan denda adat sebesar Rp2,5 miliar untuk menyelesaikan konflik antara masyarakat Nduga dan Lanny Jaya di Wamena, Jayawijaya/dok.Penrem172

WAMENAwartaplus.com – Dua kelompok warga dari Nduga dan Lanny Jaya yang terlibat konflik di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua akhirnya sepakat berdamai. Perdamaian difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Nduga, Lanny Jaya dan Jayawijaya serta TNI Polri.

Sepakat berdamai, setelah Bupati Lanny Jaya, Befa Jigibalom mewakili masyarakatnya yang terlibat konflik, menyanggupi untuk membayar denda adat sebesar Rp2,5 miliar dan sumbangan 20 ekor babi kepada keluarga korban pembunuhan yang merupakan masyarakat dari kabupaten Nduga.

Kesepakatan ini terungkap dalam rapat pada Rabu (12/01) lalu. Saat itu, Bupati Kabupaten Nduga, Wentius Namiangge menyampaikan bahwa pihak keluarga korban menuntut agar pelaku pembunuhan diproses hukum dan meminta pemberian santunan berupa uang tunai sebesar Rp2,5 Miliar dan 20 ekor babi.

Tuntutan itu kemudian disanggupi oleh Bupati Lanny Jaya, Befa Jigibalom, M.Si, demi menghentikan konflik agar tidak berlarut dan meluas.

TNI - Polri dalam hal ini Dandim 1702/Jayawijaya, Danyon 756/WMS dan Kapolres Jayawijaya turut memberikan masukan dalam rapat tersebut.

Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Arif Budi Situmeang, mendorong agar Pemerintah Daerah dapat segera melaksanakan proses perdamaian secara adat yaitu pembayaran adat dan upacara bakar darah, patah panah serta kedua belah pihak yang bertikai segera berdamai. "Kami harap dalam perdamaian agar dihadirkan perwakilan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Tokoh Adat dari dua kelompok yang bertikai," kata Dandim.

Usai rapat dilanjutkan dengan penyerahan uang santunan bertempat di rumah salah satu korban meninggal dunia di Kampung Elekma, Distrik Napua Kabupaten Jayawijaya. Acara penyerahan santunan dihadiri kurang lebih 1.500 orang.

Sementara itu, Danrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan menyampaikan bahwa TNI akan menyikapi setiap permasalahan dengan pendekatan humanis. Dalam hal penyelesaian perang suku antara Suku Nduga dan Lany Jaya, diupayakan agar perdamaian segera dapat dilakukan, dengan mengedepankan Pemerintah daerah, Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda. 

Danrem juga mengimbau meminta kedua kelompok yang bertikai agar menahan diri dan menghentikan perang suku. 

"Mari kita bersama menciptakan kondisi aman dan damai, agar pembangunan dapat berjalan dengan baik," ajaknya.

Untuk diketahui, konflik antara masyarakat Lanny Jaya dan Nduga dipicu meninggalnya Sibelu Gwijangge asal Nduga dan empat orang lainnya terluka dalam aksi saling serang yang terjadi di Kampung Wouma, Distrik Wouma, Jayawijaya Sabtu (08/01) lalu.