JAYAPURA,wartaplus.com - Aparat gabungan TNI-Polri di Kabupaten Kepulauan Yapen menggerebek tempat pelatihan militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kampung Ambaidiru, Distrik Kosiwo, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua.
Kapolres Kepulauan Yapen, AKBP Ferdyan Indra Fahmi, menjelaskan, penggerebekan dilakukan setelah aparat gabungan TNI-Polri mendapat informasi dari warga setempat terkait temuan tempat pelatihan militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang berada di tengah hutan.
“Dari informasi yang kita dapatkan, kami langsung berangkat ke lokasi. Bahwa disana kami menemukan bahwa sudah mulai dilakukan kegiatan yang bersifat militer seperti baris-berbaris, cara menggunakan senjata, cara penghormatan bendera dan juga cara membuat senjata api rakitan. Yang mana semuanya ini akan digunakan untuk melakukan perlawanan kepada negara,” ujar kapolres dalam keterangan persnya.
Kapolres mengungkapkan, dalam upaya penggerebekan tersebut berlangsung dramatis karena aparat gabungan TNI-Polri mendapatkan perlawanan dari puluhan anggota OPM yang berada di lokasi sehingga terlibat kontak tembak.
“Dalam upaya penertiban itu, kami mendapatkan perlawanan yang nyata dimana anggota kami ditembaki sehingga anggota kita melakukan balasan dan terjadi kontak tembak sebelum akhirnya kelompok itu (OPM) lari ke dalam hutan,” bebernya.
Dari penggerebekan tersebut, aparat gabungan TNI-Polri berhasil menangkap satu anggota papua merdeka berinisial AR serta mengamankan sejumlah barang bukti.
“Ada satu anggota OPM yang kita amankan berinisial AR dengan sejumlah barang bukti, diantaranya, tujuh pucuk senjata rakitan, satu pistol airsofgun, seragam tentara, sebelas bendera bintang kejora dan sejumlah dokumen pergerakan kelompok ini,” ungkapnya.
Kapolres menduga kelompok Organisasi Papua Merdeka di Kabupaten Yapen sementara membentuk kekuatan baru dengan merekrut puluhan orang muda di Kabupaten Yapen.
“Dugaan kita bahwa kelompok ini sementara merekrut anggota baru sehingga mereka melakukan pelatihan militer. Jumlah mereka diperkirakan sekitar lima puluh orang,” imbuhnya.
Pasca-penggerebekan tersebut, tiga orang yang diduga sebagai penggerak kelompok tersebut masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polres Kepulauan Yapen.
“ Ada tiga orang yang ditetapkan sebagai DPO karena diduga kuat mereka sebagai penggerak latihan militer itu. Saat ini ketiganya masih dalam pengejaran,” tandasnya.*