Ketika Daerah Basis OPM Tingginambut Kini Berubah Dari Rawan Menjadi Aman

Bupati Puncak Jaya berfoto bersama personil TNI Polri di Distrik Tingginambut/dok.ProkompimPJ

MULIAwartaplus.com - Mendengar kata Tingginambut, setiap orang pasti akan mengingat nama besar Goliat Tabuni, panglima tertinggi Kelompok Tentara Pembebasan Nasional - Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) yang kerap melakukan aksi teror bersenjata kepada masyarakat dan juga aparat keamanan TNI Polri di wilayah kabupaten Puncak Jaya, Papua.

Goliat Tabuni yang pada 2006 diklaim memiliki anggota sebanyak 3.000 orang itu, menjadikan wilayah Tingginambut sebagai markas besarnya dan sebagai tempat melancarkan aksinya. Hal ini membuat masyarakat yang mendiami wilayah tersebut hidup dalam ketakutan dan trauma akibat konflik berkepanjangan (sejak 2004 -2011). Pun berimbas pada aktivitas pelayanan pemerintahan, pembangunan, perekonomian warga dan pendidikan anak sekolah tidak berjalan maksimal.

Namun sejak 2012 dibawah Kepemimpinan Bupati Puncak Jaya, Henok Ibo dan Wakil Bupati Yustus Wonda, secara perlahan dibantu TNI Polri mulai membujuk Goliat Tabuni dan anggotanya agar kembali bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Memang tidak semudah membalik telapak tangan, butuh pendekatan intens agar bisa membujuk mereka yang berseberangan ini.

Dengan diimingi imingi mendapatkan kehidupan yang lebih layak dan pekerjaan yang lebih baik, ratusan anak buah Goliat akhirnya mengikrarkan diri untuk kembali menjadi warga NKRI seutuhnya dan berjanji untuk ikut dalam pembangunan pada 2013 silam. Mereka kemudian dipekerjakan sebagai anggota Satpol PP dan dibangunkan rumah oleh pemerintah setempat. 

Sementara Goliat sendiri tetep keukeuh pada ideologinya untuk memperjuangkan Papua Merdeka, dan tetap menunjukkan eksistensinya melalui aksi aksi kekerasan bersenjata yang dilakukan.

Berhasil membujuk ratusan anak buah Goliat Tabuni, selanjutnya pemerintah setempat perlahan mulai membuka keterisolasian dengan membangun kembali Distrik Tingginambut yang menjadi daerah perlintasan jalan Trans Papua dari Wamena Jayawijaya - Karubaga Tolikara hingga ke Mulia Puncak Jaya.

Mulai dari pembangunan infrastruktur jalan, pembangunan rumah masyarakat, dan penerangan (PLTA).

Telangga Gire, mantan anak buah Goliat Tabuni bersama masyarakat Tingginambut

90 Persen Aman

Kebijakan yang dilakukan itupun terus dilanjutkan dalam kepemimpinan Bupati Dr. Yuni Wonda S,Sos, SIP,MM dan Wakil Bupati Deinas Geley S,Sos, M.Si yang dilantik pada 07 Desember 2017 silam.

Mengusung Visi Misi Amanah, masalah keamanan menjadi konsen utama kepemimpinannya.

Dalam hal ini bagaimana mengubah pandangan orang tentang Puncak Jaya umumnya dan khususnya Tingginambut, dari daerah yang dikenal zona merah menjadi zona yang aman dan sejahtera.

"Selama tiga tahun terakhir saya bisa katakan wilayah Puncak Jaya hampir 90 persen sudah aman dari masalah gangguan keamanan terutama dari kelompok yang berseberangan dengan NKRI," tegas Bupati Yuni saat menyerahkan satu unit rumah kepada Telangga Gire, mantan tangan kanan Goliat Tabuni yang telah kembali  bergabung ke NKRI di Tingginambut, Sabtu (27/11) lalu.

Beberapa kebijakan yang dilakukan ungkap Yuni, salah satunya adalah pendekatan melalui organisasi masyarakat yang dibentuk oleh pemerintah untuk mengurangi gerakan negatif melawan pemerintah (Bergabung dengan kelompok separatis). Setidaknya ada 12 organisasi pemuda dan masyarakat yang dibentuk diantaranya Pejuang Pepera, Satgas Amanah dan Pemuda Peduli Pembangunan.

"Mereka kita gaji tiap bulan dari dana Otsus. Semuanya ini untuk mengurangi perbuatan negatif, tidak terlibat gerakan melawan NKRI. Intinya kesejahteraan kita tingkatkan, sehingga mereka merasa ada perhatian dari pemerintah," tukas Bupati.

Kebijakan penting lainnya yang dilakukan adalah bersinergi dengan aparat keamanan TNI/Polri. " Dengan ini kami memadukan persepsi, meningkatkan kekuatan dan menjalin kebersamaan dalam menjaga keamanan di wilayah Puncak Jaya termasuk di wilayah Tingginambut," tegasnya.

Terkhusus di wilayah Tingginambut, ungkap Bupati, pembangunan berbagai sektor terus digenjot dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Selama kepemimpinan saya selaku Bupati, maka setiap kebijakan yang dibuat adalah menyentuh langsung ke masyarakat," ucapnya.

Bupati Puncak Jaya menyerahkan Sertifikat rumah kepada Telangga Gire, mantan anggota OPM Tingginambut

Bangun Infrastruktur

Seperti membangun ruas jalan dari Distrik ke Kampung Kampung, membangun gereja, rumah sehat, fasilitas kantor pemerintahan, penerangan bahkan jaringan telekomunikasi. Dengan harapan masyarakat bisa beraktivitas dengan aman nyaman, perekonomian juga tumbuh sehingga masyarakat bisa sejahtera.

"Saat ini kami ingin tunjukkan bahwa masyarakat Tingginambut adalah masyarakat NKRI. Kita mau Tingginambut jadi daerah percontohan untuk daerah konflik lainnya di Papua," harap Bupati Yuni.

Di kesempatan itu, Bupati Yuni berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo atas kebijakan luarbiasa untuk masyarakat Papua.

"Terima kasih kepada Presiden Jokowi, kebijakan luar biasa lampu sudah menyala lewat program Indonesia Terang, lalu pembangunan 257 tower BTS di Puncak Jaya lewat program Tol Langit untuk pemerataan infrastruktur telekomunikasi," ucapnya.

Bahwa, lanjut Yuni, keberhasilan pembangunan suatu daerah itu kembali kepada komitmen pemimpinnya, serta bagaimana bersinergi dengan jajaran TNI Polri, Gereja dan seluruh elemen masyarakat.

Kini, wilayah Tingginambut  tak lagi menakutkan seperti dulu. Masyarakat bisa beraktivitas dengan leluasa didukung dengan lampu penerangan yang menyala 24 jam, dan dijaga aparat keamanan TNI Polri yang siaga setiap saat. Pun ruas jalan yang sudah di aspal licin mulai dari Kota Mulia hingga ke Distrik Ilu, membuat mobilisasi warga terasa nyaman. Padahal jalur ini dulunya sangat rawan karena sering terjadi penembakan oleh kelompok Goliat Tabuni.

Sementara itu menanggapi perayaan 1 Desember yang diklaim sebagai HUT TPN/OPM, Bupati Yuni secara tegas mengimbau masyarakat untuk tidak ikut ikutan merayakan dan termakan isu yang menyesatkan.

"Tanggal 1 Desember itu adalah adalah tanggal untuk kita umat nasrani menjemput kelahiran putra kudus Yesus Kristus, sehingga saya minta masyarakat jangan termakan isu isu yang menyebut tanggal 1 itu sebagai hari ulang tahun OPM," imbau Yuni.**