JAYAPURA ,wartaplus.com - Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, tepatnya di Pasar Skouw akan digelar ibadah Natal bersama, festival budaya dan kuliner.
Deputi II Badan Nasional Penggelola Perbatasan Komjen Pol Drs Paulus Waterpauw mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menjadi pemicu dalam mengembangkan potensi yang ada di perbatasan negara, yakni di areal PLBN Skouw. Sebagaimana Arah dan harapan dari Presiden Jokowi dalam mengembangkan ekonomi di tapal batas, sebagai garda terdepan bangsa.
"Festival ini hanya menjadi pemicu atau pemicu, saat ini pagar perbatasan meski ditutup, sehingga saudara-saudara dari seberang ini, PNG belum datang dan ini diharapkan menjadi pemicu, sehingga aktivitas ekonomi ini harus jalan," katanya saat melaksanakan kunjungan kerja di Pasar Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Senin (15/11).
Ia mengaku untuk merayakan ibadah menyambut Natal 25 Desember tahun ini, diinisiasi oleh Ikatan Alumni Jawa Timur dengan lokasi di areal Pasar Skouw yang menjadi ikon perbatasan negara, yang mana ibadah itu merupakan bagian dari rangkaian festival budaya dan kuliner yang akan melibatkan kaum milenial Papua dengan pelaksana dari BNPP, melibatkan PLBN Skouw, Pemerintah Provinsi Papua dan Kota Jayapura serta lembaga atau instansi terkait.
"Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, banyak warga yang datang ke Pasar Skouw atau PLBN untuk berbelanja atau sekedar jalan-jalan, sehingga gairah ekonomi di kawasan ini semakin meningkat," ujarnya.
Lebih lanjut Jenderal tiga Polri yang aktif itu mengemukakan bahwa ide dan gagasan untuk kegiatan itu merupakan langkah lanjutan dari kunjungan dua pekan lalu bersama staf ahli Koperasi dan UKM, serta koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Papua dan Kota Jayapura dan PLBN Skouw dimana, didapatkan sejumlah catatan terkait Pasar Skouw. Dimana setelah melakukan kunjungan fisik ditemukan sampah yang berserahkan dimana-mana, rumpuh yang meninggi dibeberapa bagian serta sejumlah hal lainnya.
Memang bahwa Skouw ini sangat potensial, karena berkaitan langsung dengan kebutuhan ekonomi dari saudara-saudara kita dari seberang, PNG. Yah, kami waktu itu mencoba bersama-sama memeriksa fisikal, tetapi kemudian melihat bahwa ternyata banyak hal yang menjadi catatan, mulai dari kebersihan secara umum dan kebersihan secara khusus, yang kemudian saya laporkan kepada pimpinan Bapak Mendagri dan Sekretaris, Deputi I dan III di BNPP Jakarta," katanya.
"Dan kemudian sekarang ada upaya untuk sama-sama menyemangati, membuat semangat kita tangani bersama-sama, melihat kembali potensi pasar," lanjutnya.
Sebagai Deputi II BNPP, yang memiliki tugas mengelola kawasan perbatasan sebagaimana halnya Inpres Nomor I Tahun 2021 yang amanat dari Presiden Jokowi, kata Paulus Waterpauw ada tiga wilayah perbatasan di nusantara yang menjadi perhatian utama yakni pertama di Skouw, Kota Jayapura, Provinsi Papua, kedua di Motaain, Kabupaten Belu NTT dan terakhir di Aruk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
"Makanya itu, sementara kegiatan PON hingga Peparnas, saya harus kembali ke Skouw ini untuk melihat perkembangan-perkembangan, dan puji Tuhan sekarang dari masyarakat sudah mulai menyadari, dan tadi saya lihat dari kebersihan sudah mulai terjaga, teman-teman dari PLBN sudah mulai ikut mengawasi walaupun secara status lagi terkait pengelolaan seperti yang dilakukan oleh Pak Yan Numberi, Kepala PLBN Skouw," katanya.
Bahwa ada dua kali masalah pengelolaan Pasar Skouw yakni pada Oktober 2020 dan April 2021 dari BNPP Pemerintah Provinsi Papua, hanya saja tidak ditindaklanjuti untuk pengelolaannya secara baik.
"Seingat saya pada 10 Oktober 2020 sudah diserahkan ke Provinsi Papua, lalu pada 23 April 2021, sudah diserahkan secara tertulis, hanya saja dari versi Pemprov Papua berita acaranya belum diserahkan, sehingga barang inventaris negara belum diclearkan. Yah mudah-mudahan bisa cepat dan itu." diserahkan, tapi ini tergantung apakah Pemprov Papua yang dikelola atau dikembalikan kepada BNPP, itu tergantung hasil keputusan di tingkat pusat," ungkap Paulus Waterpauw.
Pasar Moderen
Kepala PLBN Skouw Yan Numberi Ditemani salah satu kepala seksi, Mathilda Pusung dan Kapos Pol Skouw Iptu Kasrun menyambut baik rencana akan digelar ibadah Natal dan festival budaya serta kuliner yang akan melibatkan sejumlah pemangku kepentingan.
Pasalnya, kata dia, sejak pandemi COVID-19 merebak pada tahun lalu, tidak ada lagi kegiatan seremonial atau kegiatan pengembangan ekonomi di tapal batas atau di Pasar Skouw sehingga berdampak pada lesunya aktivitas warga.
"Sangat luar biasa jika kegiatan ini bisa berjalan, karena akan menunjukkan aktivitas ekonomi di perbatasan. Kami menyambut dan mendukung jika kegiatan ini dilaksanakan," katanya.
Terkait status Pasar Skouw, Yan Numberi tegaskan bahwa sebenarnya pengelolaannya sejak awal tahun ini sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Pemerintah Provinsi Papua setelah diserahkan oleh BNPP, namun pasar yang menjadi ikon itu tidak terurus dan terkesan terbengkalai, apalagi adanya pandemi corona membuat mereka sadar aktivitas jual beli warga.
"Pasar yang selama ini dikelola oleh BNPP tapi setelah kami serahkan ke Provinsi Papua, terbengkalai dan tidak ada perhatian. Seharusnya pasar ini dijaga dan dirawat dengan baik, karena ini adalah pasar modern dan termegah yang ada di batas negara," katanya.
Sebelum menyerahkan ke Provinsi Papua, PLBN Skouw sebagai perpanjangan tangan dari BNPP di daerah mengelola dengan baik bahkan melibatkan 60 tenaga pekerja sekitar untuk menjaga dan merawat serta membersihkan pasar tersebut.
Namun, setelah diserahkan hal itu tidak dilanjutkan sehingga kami merumahkan 60 pekerja itu. Dengan demikian pasar ini tidak terurus. Ada baik kita harus menjaga agar jangan rusak, hancur tetapi pasar ini dapat digunakan, dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. dimulai dari Pos Lintas Batas dengan pasar modern ini," kata Yan Numberi.
Natal Bersama
Sementara itu, terkait ibadah Natal, Ketua Ikal Jatim Yohanis Momot mengemukakan bahwa ibadah itu untuk menunjukkan bahwa wilayah tersebut penting karena menjadi jendela bagi Pemerintah Provinsi Papua dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berhubungan langsung dengan negara tetangga PNG.
Natal bersama juga akan menjadi ajang untuk saling mendekatkan diri antara masyarakat, tokoh adat dan masyarakat terpinggirkan di perbatasan dengan Deputi II BNPP Komjen Pol Paulus Waterpauw.
''Deputi II BNPP Komjen Paulus Waterpauw mau semakin dekat dengan tokoh masyakat tokoh adat dan kaum terpinggirkan di perbatasan wiayah dan daerah lain Kota Jayapura mulai dari Koya Tengah sampai Koya Timur dan sekitarnya,'' jelas Momot.
Dalam rangkaian kegiatan Natal bersama tersebut, akan melibatkan warga di kampung sekitar dan ada pembagian bantuan bahan makanan kepada masyarakat setempat.*
Natal dan Festival Budaya Serta Kuliner di Ujung Negri, Waterpauw: Harapan Presiden Tapal Batal Jadi Garda Terdepan
Deputi II Badan Nasional Penggelola Perbatasan Komjen Pol Drs Paulus Waterpauw ditemani Kepala PLBN Skouw Yan Numberi saat berada di Pasar Skouw/Istimewa