Kompetisi Senam Aerobik PON XX Papua Nyaris Ricuh, Ini Penyebabnya

Petugas berusaha mengamankan keributan yang terjadi usai kompetisi Senam Aerobik PON XX Papua di Istora Papua Bangkit, Senin (11/10)/Andi Riri

JAYAPURAwartaplus.com - Aksi protes kontingen Papua terhadap hasil penilaian juri Senam Aerobik nomor perorangan putra dan putri nyaris berujung ricuh.

Kompetisi berlangsung di Istora Papua Bangkit, kawasan Stadion Lukas Enembe, Senin (11/10) siang

Peristiwa bermula ketika kontingen Papua melalui Pelatih Kepala, Lonny A Lutrun hendak mengajukan protes ke juri usai pengumuman hasil akhir, namun juri tidak menggubris dan  langsung pergi meninggalkan arena pertandingan

Hal ini langsung memicu kemarahan Atlet dan offisial kontingen Papua yang langsung menerobos masuk ke arena pertandingan dan menuju ruang juri

Namun aksi mereka ditahan oleh aparat keamanan yang berusaha mengamankan situasi.

Aksi saling dorong dan adu mulut dengan aparat keamanan pun tak terhindarkan, bahkan salah satu diantaranya menggebrak meja dan seorang lainnya merusak papan sponsor yang ada di tengah arena

Situasi yang panas berhasil diredam saat Sekertaris Umum KONI Papua, Kenius Kogoya yang hadir menyaksikan pertandingan turun dari tribun dan menenangkan atlet dan offisial

"Harus tenang, harus tunjukkan sebagai tuan rumah yang baik. kalau ada protes dari manapun kontingen manapun, maka dewan hakim wajib menampung. Dan masalah keberatan itu nanti diputuskan. Jadi kalau dewan hakim tidak menerima kebeartan, itu salah juga jadi proses sesuai dengan mekainsme," kata Kenius

Pelatih Kepala Senam Aerobik Papua, Lonny A Lutrun mengaku tidak terima dengan sikap para juri yang tidak menghargai Papua sebagai tuan rumah

"Kontingen lain ketika saat penjurian pelatihnya bisa datang protes dan diakomodir oleh juri, tapi kenapa kami sebagai tuan rumah begitu mau protes tidak bisa," aku Lonny kepada wartawan

Seperti DKI Jakarta dan Lampung yang melakukan protes langsung diakomodir dan nilainya dinaikan

"Para juri ini sudah tidak fair, mereka datang ke Papua itu sudah bagi medali untuk DKI Jakarta, Lampung dan Riau," tudingnya

Lonny berharap ada tindak lanjut dari Dewan Hakim untuk timnya mendapatkan nilai yang sepantasnya

"Kalau kami mendapat hasil yang baik, maka kami bisa terima dengan baik," katanya

Sementara itu, salah satu Dewan Hakim mengatakan untuk pengumuman hasil akan ditunda menunggu sampai ada keputusan Dewan Hakim

Hasil kompetisi Senam Aerobik Putri nomor Perseorangan, pesenam Lampung, Umi Sri Haryani memperoleh nilai tertinggi 20.05 disusul DKI Jakarta Naura Oryza Sativa 17.90 dan Jawa Tengah Fredella Melika Berliana Putri dengan nilai 15.45. Sedangkan pesenam putri Papua, Grace Lois Maicel Samsanoy memperoleh nilai terkecil 12.85

Lalu di perseorangan putra, unggul pesenam DKI Jakarta Gregorius Agung Iswaribawa yang mencatat nilai 19.90, lalu disusul Lampung Denda Firmansyah 19.35, Riau Aprilian Anggara dengan poin 16.80 dan Papua Yoseph Vincent Wamea peroleh nilai 14.35. **