JAYAPURA, wartaplus.com - Margaretha Herawati gagal menyumbangkan emas untuk Papua di cabang olahraga Selam Kolam nomor 100 M Bifins PON XX Papua
Atlet pemecah rekor nasional yang tak pernah absen meraih emas di dua kali PON (Riau dan Jabar) ini, hanya finish di urutan ke empat dengan catatan waktu 52.18 detik, sedangkan finish pertama oleh Raqi'el Az Zahra dengan waktu 51.66 detik
Saat ditemui, Margaretha mengaku di iven PON kali ini ia memang tidak menargetkan medali emas. Padahal diketahui Margaretha menjadi salah atlet yang dikontrak KONI Papua untuk bisa menyumbangkan emas
"Saya bertanding all out, saya memang tidak menargetkan emas, kita realiastis saja apalagi kita lihat tadi kan tidak ada pemecahan rekor nasional. Sedangkan saya pemegang rekor nasional 49,76 detik, jadi saya rasa ini memang hanya ajang untuk menaikkan Papua. Target ada, tetapi balik lagi harus realistis," ungkapnya
Margaretha pun mengungkapkan, akibat pandemi selama hampir dua tahun ini memperngaruhi porsi latihan sehingga tampil tidak bisa maksimal
"Pandemi bukan hanya mempengaruhi ajang PON tapi bahkan olimpiade, seluruh atlet dunia perfomanya naik turun. Jadi sikon pandemi ini tidak bisa bilang harus target, tapi sebagai atlet saya do all the best," ungkapnya
Intinya, lanjut Margaretha ia telah berjuang memberikan yang terbaik namun semua kembali ke sang Pencipta
"Di olimpiade banyak juara baru juga, dan yang lama juga masih tetap eksis. Namun saya lihat disini (cabor Kolam Selam PON XX) tidak banyak pemecahan rekor dan saya yakin tidak akan banyak pemecahan rekor," akunya memprediksi
Ditanya persiapan untuk nomor selanjutnya? "Nothing to lose saja," jawabnya.
Sementara itu di tempat terpisah, Ketua POSSI Papua, Gilbert Yakwart mengaku kecewa dengan hasil yang diraih Margaretha
"Pastinya kami sangat kecewa, karena dia (Margaretha) andalan kami untuk nomor 100 M Bifins Putri, dia pecahkan rekor di nomor ini. Tapi sekarang malah di urutan keempat," ungkap Gilbert
Ia menegaskan, akan memanggil pelatih untuk mendengarkan langsung apa yang menjadi penyebab kekalahan anak asuhnya
"Kita juga komunikasi dengan Sekum Koni Papua sebagai penangggung jawab atlet kontrak. Ini harus dibicarakan, karena kita sudah mengeluarkan dana besar untuk mengontrak atletnya, dengan harapan memberikan emas di nomor yang diandalkan, namun hanya di urutan empat. Kira kira sanksi apa yang akan diberikan KONI nantinya, itu yang kita mau bicarakan," tegasnya
Menurut Gilbert, melihat trade record-nya yang gemilang sejak PON Riau dan PON Jabar, membuat Papua optimis akan meraih emas, namun ternyata hasilnya jauh dari yang dibayangkan
Apalagi, keluh Gilbert, Margaretha sendiri tidak pernah berkomunikasi dengan pengurus POSSI Papua
"Dia hanya mau berkomunikasi dengan KONI, tidak dengan kami," kata Gilbert.**