Penyerangan Kelompok Bersenjata di Kiwirok Disinyalir Buntut Penangkapan Dua Aktivis KNPB

Dua aktivis KNPB yang ditangkap oleh personil Koramil Batom, Pegunungan Bintang (07/09) lalu/dok.Penrem172

 

JAYAPURAwartaplus.com - Penyerangan terhadap tenaga kesehatan dan pembakaran sejumlah fasilitas layanan publik di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang Papua, Senin (13/09) lalu disinyalir buntut dari penangkapan dua aktivis Komite Nasional Papua Barat (KNPB)  Yulian Uropmabin (36) dan Kapol Uropmabin (42) oleh personil Koramil Batom,  (07/09) lalu

Selain menangkap keduanya yang diketahui telah bergabung dengan Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) Ngalum Kupel, pimpinan Lamek Taplo, turut disita sebanyak dua pucuk senjata M16, satu pucuk senjata double loop, dua senjata rakitan, puluhan butir amunisi dan sebuah bendera bintang kejora

"Mereka ini tidak seperti kelompok bersenjata yang ada di Intan Jaya, Puncak Jaya, Ilaga yang bergerilya di hutan, mereka ini orang kota semua jadi ini adalah KNPB. Karena yang ditangkap kemarin itu Ketua KNPB Pegunungan Bintang dan satunya Ketua KNPB di Kiwirok jadi yang melakukan penyerangan ini kelompok separatis Lamek Taplo bersama dengan simpatisan KNPB," ungkap Danrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan di Makodam Cenderawasih, Jumat (17/09) kemarin

"Tujuan mereka menyerang pos TNI untuk balas dendam, karena penangkapan dua pimpinan KNPB di Batom itu. Mereka minta keduanya dilepaskan, dan senjata yang disita dikembalikan," kata Danrem

Kedua pelaku sudah diserahkan ke Kepolisian untuk proses hukum lebih lanjut

Seperti diketahui, kelompok bersenjata ini telah melakukan penyerangan dan pembakaran terhadap fasilitas layanan publik seperti Puskesmas, Sekolah Dasar, Pasar, Rumah Guru dan kantor cabang pembantu Bank Papua di Distrik Kiwirok

Mereka yang jumlahnya sekira 50-an orang tersebut pertama kali membakar dan menyerang tenaga kesehatan di Puskesmas Kiwirok secara membabi buta. Dalam peristiwa ini seorang perawat, Gabriela Meilan meninggal dunia setelah lompat ke jurang untuk menyelamatkan diri, namun berhasil ditangkap KKB dan disiksa hingga meregang nyawa.

Penyiksaan juga dilakukan kepada tenaga kesehatan lainnya termasuk dokter Restu Pamanggih yang didorong masuk ke jurang, sehingga mengalami patah tulang di tangan, bahkan nakes  lainnya juga mengalami luka luka akibat dianiaya dengan sadis oleh para pelaku.

Sebanyak sembilan nakes dan satu prajurit satgas pamtas berhasil dievakuasi ke Jayapura, untuk menjalani perawatan medis lebih lanjut, Jumat kemarin

Sementara jenazah Gabriela Meilan akhirnya berhasil di evakuasi dari dalam jurang oleh tim gabungan TNI Polri pada Jumat sore. Proses evakuasi beberapa kali mengalami penundaan sejak ditemukan pada Rabu (15/09) karena faktor cuaca, lokasinya yang berada di tebing curam dan juga masih ada gangguan tembakan dari KKB.

Rencananya hari ini, Sabtu (18/09) jenazah Gabriela akan diterbangkan ke Jayapura.**