JAYAPURA, wartaplus.com - Gubernur Papua, Lukas Enembe menyampaikan duka cita mendalam atas gugurnya seorang Tenaga Kesehatan (Nakes) Gabriela Meilan dalam penyerangan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Kiriwok, Kabupaten Pegunugan Bintang, Senin (13/09) lalu
Ini disampaikan Gubernur melalui Juru Bicaranya, M. Rifai Darus, Kamis (16/09) malam
"Gubernur Provinsi Papua Bapak Lukas Enembe SIP MH menyampaikan duka cita yang mendalam terhadap jatuhnya korban Tenaga Kesehatan dalam tragedi penyerangan di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua. Gubernur berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran," ucap Rifai.
Gubernur meminta Pemerintah Daerah setempat segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menyelesaikan secara tuntas kasus penyerangan Puskesmas Kiwirok serta penyerangan terhadap sejumlah tenaga kesehatan yang berada di tempat tersebut.
"Gubernur berharap pemerintah kabupaten Pegunungan Bintang memperhatikan kebutuhan korban selamat dalam peristiwa tersebut," katanya
Kepada seluruh masyarakat Pegunungan Bintang, Gubernur mengimbau agar tetap tenang, kondusif dan waspada. Pemerintah bersama dengan penegak hukum akan berupaya maksimal untuk melindungi seluruh masyarakat Pegunungan Bintang.
"Gubernur Provinsi Papua berpesan bahwa tenaga kesehatan adalah sosok yang paling penting saat ini. Banyak sekali tugas kemanusiaan yang telah dilakukan oleh tenaga kesehatan, terlebih pada saat ini bangsa kita masih terus menghadapi Pandemi Covid-19. Untuk itu, sangat disayangkan apabila SDM tenaga kesehatan di Papua berada dalam posisi yang terancam keselamatannya," ungkapnya
Tak lupa Gubernur mengajak semua pihak agar bersama bahu-membahu untuk menciptakan Tanah Papua yang damai dan aman bagi masyarakat kita semua.
"Kita semua bersaudara dan memiliki tanggung jawab sebagai umat manusia untuk saling menjaga," ajaknya
Seperti diberitakan sebelumnya, suster Gabriela Meilan, sebelumnya dikabarkan hilang bersama lima tenaga kesehatan lainnya saat Puskesmas tempat mereka bekerja diserang dan dibakar oleh KKB pimpinan Lamek Taplo
Korban bersama tiga rekannya terpaksa lompat ke jurang saat kejadian untuk menyelamatkan diri, karena telah dikepung oleh KKB yang jumlahnya puluhan orang dengan membawa senjata dan panah
Marselinus Ola Attanila, seorang mantri yang selamat kepada wartawan menuturkan, ia bersama suster Ela (Gabriela Meilan), suster Anti (Katriyanti Tandila) dan suster Kristin Sampe Tonapa lompat ke jurang dan berpikir sudah selamat, namun ternyata mereka masih tetap dikejar KKB
"Ketiga suster ditemukan oleh mereka, sementara saya bersembunyi di antara tebing dan semak semak sehingga tidak ditemukan," tutur Selo
Ketiga suster itu kemudian dikumpulkan lalu ditelanjangi, disiksa, bahkan satu diantaranya ditusuk dengan pisau sangkur di bagian paha
"Mereka disiksa sampai pingsan. Karena dikira sudah meninggal, ketiga teman suster ini lalu dilempar lagi ke dalam jurang. Suster Anti dan Kristin sadar dari pingsan, sementara suster Ela ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia," ungkapnya
Beruntung mereka berhasil ditemukan oleh tim gabungan TNI Polri yang melakukan pembersihan dan langsung di evakuasi ke Pos Pamtas, pada Rabu (15/09).
Sedangkan evakuasi jenazah Suster Gabriela mengalami kendala, selain lokasi yang berada di tebing terjal juga karena faktor cuaca yang tidak mendukung
Hari ini, Jumat (17/09) sembilan nakes berhasil di evakuasi ke Jayapura, mereka adalah adalah dokter Restu Pamanggi, Marselinus Ola Attanila, Manuel Abi, Martinus Deni Setya, Lukas Luji Patra, Siti Khodijah, Katriyanti Tandila dan Kristina Sampe Tonapa dan satu prajurit Pamtas, Prada Ansyar
Sedangkan evakuasi suster Gabriela kembali ditunda karena helikopter ditembaki KKB
Kasdam XVII/Cenderawasih, Brigjen TNI Bambang Trisnohadi menyebut evakuasi akan dilanjutkan Sabtu besok.**