Kisah Nakes Selamat: Lompat ke Jurang Namun Tetap Dikejar KKB

Marselinus Ola Attalina (ujung kiri) saat memberikan keterangan kepada wartawan di lapangan Makodam Cenderawasih, Jumat (17/09)/dok.Andi Riri

JAYAPURAwartaplus.com - Marselinus Ola Attanila menjadi salah satu korban selamat dari penyerangan brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Lamek Taplo di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/09) lalu

Mantri kesehatan dari Puskesmas Kiwirok ini, berhasil di evakuasi ke Jayapura, Jumat (17/0) siang bersama 8 tenaga kesehatan lainnya dan satu anggota TNI

Kepada wartawan, pria yang disapa paman Selo ini pun menceritakan kronologis penyerangan KKB yang membuat satu rekannya Zuster Gabriela Meilan harus meregang nyawa

Saat kejadian, ungkap Selo, ia bersama para nakes sedang bersiaga di Puskesmas Kiwirok, karena telah mendapat informasi dari masyaraat akan ada penyerangan KKB terhadap Pos Pamtas Yonif 403

"Kami disuruh bersiaga, jangan sampai ada korban yang butuh penanganan medis bila terjadi penyerangan KKB," ungkap Selo

Namun tidak menyangka, sekira pukul 09.00 Wit puluhan anggota KKB justru menyerang Puskesmas. 

"Mereka memecahkan kaca dan mulai menyiram bensin dan membakar puskesmas. Jadi Puskesmas yang dibakar pertama, kemudian bangunan lainnya. Setelah membakar Puskesmas mereka ke barak dokter. Disana ada dokter dan suster dan Mantri, karena dibakar mereka berusaha menyelamatkan diri. Dokter sempat digiring ke pinggir jurang, lalu ditendang masuk ke jurang," beber Selo yang ditunjuk sebagai juru bicara dari para korban Nakes

Sementara ia bersama tiga rekan suster yakni suster Kristin, suster Anti dan suster Ela (meninggal dunia), bersembunyi di barak medis

"Saat itu kami berempat bersembunyi di kamar mandi, namun karena mereka mulai membakar, kamipun keluar tapi mereka ternyata telah menunggu di depan barak dengan senjata lengkap dan panah, lalu kami ke belakang mereka juga ada disana, sementara api semakin membesar," ungkap Selo

Akhirnya mereka sepakat menyelamatkan diri dengan lompat ke jurang

"Saya yang lompat pertama lalu diikuti ketiga suster. Saya tersangkut di akar pohon, ada juga yang tersangkut di semak semak. Kami pikir sampai dibawah jurang sudah aman ternyata mereka ikut turun ke bawah. Mereka menemuka ketiga  suster, sementara saya tidak ditemukan karena bersembunyi diantara tebing dan akar pohon," lirihnya

"Saat menemukan ketiga suster, mereka langsung kumpulkan dan melakukan tindakan tidak manusiawi. Ketiganya ditelanjangi, disiksa, wajahnya dipukul bahkan ada yang ditikam. Membuat ketiga suster ini tidak berdaya dan pingsan," cerita Selo dengan nada terbata bata menahan sedih

Tidak sampai disitu, ketiganya yang dikira sudah mati, dilempar lagi ke bawah jurang yang lebih jauh. Beruntung suster Anti dan Kristin berhasil selamat dan sadar dari pingsannya. Sementara suster Ela, panggilan Gabriella Meilan akhirnya meninggal dunia

Suster Kristin dan suster Ela berhasil ditemukan di lokasi yang sama oleh personil gabungan TNI Polri yang melakukan pembersihann

"Dua hari lalu (Rabu sore) jasad suster Ela berhasil ditemukan namun wajahnya sudah tidak bisa dikenali karena dipenuhi belatung. Jasadnya ditemukan suster Kris yang mampu bertahan selama tiga hari sebelum akhirnya ditemukan tim gabungan TNI Polri," kata Selo yang sudah bertugas di Kiwirok selama 2,5 tahun ini

Drencanakan evakuasi jenazah Gabriella Meilan akan dilakukan hari ini

Kasdam Cenderawasih, Brigjen TNI Bambang Trisnohadi mengatakan, evakuasi seharusnya dilakukan Kamis kemarin, namun karena cuaca buruk sehingga evakuasi ditunda hari ini

"Semoga  hari ini bisa dievakuasi dari lokasi kejadian dan langsung diterbangkan ke Jayapura,' kata Kasdam

Seperti diketahui, KKB pimpinan Lamek Taplo melakukan penyerangan dan pembakaran sejumlah fasilitas layanan publik di Distrik Kiwirok antara lain, Puskesmas, Sekolah Dasar, Pasar, Rumah Guru dan kantor cabang pembantu bank Papua.

Adapun sembilan nakes yang berhasil di evakuasi ke Jayapura adalah dokter Restu  Pamanggi, Marselinus Ola Attanila, Manuel Abi, Martinus Deni Setya, Lukas Luji Patra, Siti Khodijah, Katriyanti Tandila dan Kristina Sampe Tonapa serta Prada Ansyar.**