MULIA, wartaplus.com - Perang antar dua kelompok warga dari suku Lani yang terjadi sejak 2018 silam di 10 Distrik Kabupaten Puncak Jaya, akhirnya berakhir dengan pernyataan sikap damai dari kedua kubu yang bertikai.
Acara perdamaian yang berlangsung di lapangan Alun Alun Distrik Ilu, Selasa (09/09) dihadiri langsung oleh Bupati Puncak Jaya, Dr. Yuni Wonda, S.Sos, S.IP, MM bersama Ketua DPRD Zakaria Telenggen bersama anggota, Dandim 1714/PJ Letkol Inf. Rofi Irwansyah bersama, Sekda Tumiran, S. Sos, MAP Ketua TPP PKK dan Ketua DWP, Wakapolres Kompol Irianto John, serta Pejabat Eselon II dan III di lingkungan Pemda Puncak Jaya.
Terdapat delapan poin pernyataan sikap dari pihak pelaku yang disetujui oleh pihak korban.
Delapan poin tersebut dibacakan oleh perwakilan pelaku, Tekiles Wonda dan Yokiles Wonda
Pertama, pihak Pelaku sepakat menyelesaikan konflik secara adat dan kekeluargaan, Kedua secara jujur mengakui segala perbuatan dan meminta maaf kepada seluruh keluarga korban, Ketiga bertanggung jawab atas segala kerugian baik korban materil maupun korban jiwa. Keempat, berjanji tidak mengulangi pelanggaran yang melanggar hukum dan melepas, segala tuntutan hukum, Kelima berjanji untuk menjaga perdamaian di wilayah Puncak Jaya.
Keenam sepakat untuk membuat, menghapus segala bentuk atribut dan perlengkapan perang atau segala sesuatu yang berbau peperangan, Ketujuh siap mendukung dan bersatu padu serta mengawal Pembangunan dan Pemerintahan yang damai.
Kedelapan, apabila kemudian hari terbukti masih melakukan tindakan tersebut, maka bersedia untuk langsung diproses secara hukum yang berlaku tanpa ada rasa keberatan maupun tekanan lain dari pihak kerabat.
Dari pantauan di lapangan, tampak masyarakat sangat antusias mengikuti acara perdamaian, jumlah mereka yang mencapai seribuan orang itu duduk berkumpul di dalam lapangan dan terbagi dalam dua kelompok besar yakni kelompok atas dan kelompok bawah. Sementara Bupati dan Muspida mengambil posisi duduk di tengah, diantara kedua kelompok
Setelah melalui proses patah panah dan belah kayu doli dilanjutkan acara pembayaran kepala dan ditutup dengan makan bersama (tradisi bakar batu)
Penuh Haru
Suasana haru menyelimuti setiap yang hadir saat momen bersalaman sebagai tanda perdamaian dan perang berakhir. Bahkan Bupati dan beberapa tamu yang hadir lainnya tampak menitikkan air mata karena larut dalam suasana
Menarik, karena dalam momen penuh haru itu, seorang kepala perang dari Distrik Ilu tiba tiba saja berdiri dan menyampaikan dukungan politiknya untuk mendukung Bupati Yuni kembali maju periode kedua di pilkada 2024 mendatang
"Keputusan yang Bupati ambil sudah sangat pas, Bapak Bupati anak daerah duduk di Kursi sudah pas tidak ada orang lain. kami siap dukung Bapak untuk Kedua kalinya," serunya yang disambut riuh tepuk tangan masyarakat yang hadir
Seperti diketahui perang suku terjadi bermula dari pergantian kepala kampung oleh Bupati Yuni pada 2018. Dimana ada pihak yang tidak terima atas pergantian tersebut dan melakuan provokasi kepada warga sehingga terjadi perang. (Adv/Prokopim)