Pembunuhan Dua Anggota TNI di Yahukimo Diduga Pelaku Yang Sama Dengan Pembunuhan Staf KPU

Jenasah dua anggota TNI saat dievakusi ke Jayapura dari Bandara Yahukimo/Richardo


JAYAPURA,wartaplus.com -  "Pelaku pembunuhan dua anggota TNI di Kabupaten Yahukimo adalah pelaku yang sama dengan pelaku pembunuhan staf KPU Yahukimo 2020 lalu. Ini dikatakan Danrem 172 Praja Wira Yakti, Brigjen TNI Izak Pangemanan di Sentani, Rabu (19/5/2021) siang.

Dikatakannya, belum pastikan ini kelompok siapa, namun dilihat dari bentuk luka ini, sama dengan yang membunuh staf KPU dulu, kemudian 2 orang masyarakat sipil. "Perkiran kami mungkin pelakunya sama, Ananias Yalak terlibat di sini,” ujar Danrem

Danrem berharap agar peran serta dari semua elemen masyarakat di Yahukimo, agar senjata yang dirampas dapat dikembalikan, jangan sampai senjata tersebut menimbulkan korban baru di Yahukimo.

“Kita berupaya, dua pucuk senjata yang mereka ambil ini, tidak nanti menumpahkan darah baru sudah cukup darah yang tertumpah di Papua ini,” terangnya.

Menurut Danrem, kelompok Kriminal bersenjata sengaja menciptakan suasana tidak aman di Kabupaten Yahukimo, dan menghambat pembangunan di Yahukimo.

“Mari kita Kembalikan senjata ini, dan mari bersama membangun Yahukimo, kalu yang melakukan ini kelompok separatis bersenjata, berarti mereka sengaja menciptakan suasana tidak aman di Yahukimo, menghambat pembangunan di Yahukimo,”kata Danrem.

Jenderal bintang satu ini mengaku, selama ini prajuritnya tidak pernah menumpahkan darah masyarakat di Papua, namun justru kali anggotanya yang menjadi korban.

“Sampai hari ini masih saya pegang teguh, tidak ada prajurit saya yang menumpahkan darah orang Papua, tetapi kemarin darah prajurit saya ditummpahkan, berarti ada pekerjaan yang harus kita bekerja bersama, jika tidak kejadian ini akan terus terjadi,” ucapnya

Sementara itu dua anggota TNI yang meninggal di Yahukomi, akan pulangkan ke daerahnya masing-masing yakni Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Ambon, Maluku. “Anggota yang meninggal akan dibawa ke Ambon dan NTT, “ujarnya.*