Masyarakat Tolak dan Kutuk KKB Di Puncak

Salah satu tokoh saat menyampaikan keluh kesah terkait dengan keberadaan dan kekerasan yang dilakukan KKB saat pertemuan pemerintah dengan para tokoh se Kabupaten Puncak/Istimewa

PUNCAK,wartaplus.com – Seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Puncak, menyesali bahkan mengutuk serta menolak kekejaman yang di lakukan oleh kelompok criminal bersenjata, mulai dari pembunuhan dua orang Guru, Tukang Ojek hingga siswa SMA dan membakar bangunan sekolah. Hal itu terungkap dalam pertemuan para tokoh bersama pemerintah Kabupaten Puncak, DRPD dan TNI-Pori, di Ilaga Kabupaten Puncak, Selasa (20/4) kemarin.

Bupati Puncak Willem Wandik mengungkapkan dari  hasil pertemuan yang digelar pemerinah Kabupaten Puncak menyimpulkan bahwa semua masyaralat menginginkan kedamaian. “Semua menginginkan kedamaian di Kabupaten Puncak, dan mereka mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan KKB, terutama pembunuhan terhadap guru dan anak sekolah,”ungkap Willem.

Willem juga menyapaikan bahwa kasus penembakan guru dan pelajar baru pertama kali terjadi di Kabupaten Puncak, berbeda dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya.

“Tujuan digelarnya pertemuan ini, guna menerima masukan atau saran, terkait dengan kondisi di Puncak, pasalnya peristiswa penembakan guru dan anak sekolah, serta pembakaran gedung sekolah merupakan peristiwa yang baru terjadi. Bahkan penembakan guru dan anak sekolah merupakan peristiwa yang melanggar hak asasi manusia (HAM), sesuai dengan konvensii Jenewa, Swiss, tentang hak asasi manusia,”tegasnya.

Dia juga menjelaskan keberadaan TNI-Polri di Kabupaten Puncak tidak lain untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat, agar mereka bebas beraktfitas. Termasuk meminta kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga kondisi keamanan di Kabupaten Puncak, sebab Keamanan tanggungjawab semua pihak.

Pie Newegalen yang mewakili tokoh gereja di Distrik Beoga, meminta agar kehadiran aparat TNI/Polri di Distrik Beoga benar-benar memberikan rasa aman agar masyarakat dapat beraktifitas sepeti sediakala tanpa dihantui rasa takut. “Kami minta rasa aman, dan kami juga menolak TPN-OPM di Puncak,” tegasnya.

Di tempat yang sama tokoh pemuda Nopi Tabuni menilai aksi yang dilakukan KKB sudah sangat keterlaluan dan tidak berprikemanusiaan. “Kita disini mau hidup aman, kita minta TPN-OPM keluar dari Puncak, kita tidak pernah ganggu kalian (KKB red) jadi jangan ganggu kita,” tegasnya.