JAYAPURA,wartaplus.com – Dunia pendidikan di Papua diselimuti duka mendalam, setelah dua orang guru yang mengabdikan diri di pedalam Papua tepatnya di Distrik Beoga Kabupaten Puncak, Yakni Oktovianus Rayo dan Yonatan Renda tewas akibat di tembak kelompok criminal bersenjata beberapa waktu lalu
Guru yang seharusnya di lindungi, lantaran memiliki jasa besar bagi generasi bangsa malah mati sia-sia, hal ini menjadi luka mendalam bagi sebagain besar guru di Papua terlebih khsusu di pedalaman yang jauh dari keterbatasan akses teknologi dan transportasi.
Bahkan lebih ironisnya gedung sekolah yang menjadi gudang untuk melahirkan penerus emas bangsa, malah di bakar hingga tidak tersisah. Yang menjadi persoalan dengan kondisi saat ini bagaimana nasip anak-anak yang masih membutuhkan pendidikan khususnya di Distrik Beoga Kabupaten Puncak.
Pasca Insiden penembakan itu, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri menyampaikan belasungkawa atas tewasnya guru lantaran ulah dari kelompok criminal besenjata, bahkan dirinya mengutus aksi itu.
“Kejadian ini sangat memperihatinkan dan aksi itu sangat biadab, seharusnya guru itu dilindungi karena mereka bekerja untuk mencerdaskan anak bangsa khususnya untuk anak-anak di Papua,” bebernya beberapa waktu lalu.
Bahkan Kapolda Ketika di wawancarai, Sabtu (10/4/2021) pagi menyebutkan pihaknya saat ini masih berusaha untuk mengevakuasi guru dan para keluarganya yang berlindung di beberapa pos keamanan di Distrik Beoga untuk dibawa ke Intan Jaya demi mendapatkan keamanan.
Kapolda pun menerangkan telah memerintahkan Tim khsusus (Nemangkawi red) yang dibentuk Kapolri untuk penindakan KKB bergeser ke Distrik Beoga, termasuk satu Kompi Brimob Polda Papua.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua, Chirstian Sohilait mengutuk keras dan menyayangkan penembakan yang menewaskan dua orang guru di Distik Beoga Kabupaten Puncak.
“Kami mengutuk keras penembakan terhadap dua orang guru kami, dan saya sampaikan aksi penembakan ini sangat brutal dan tidak berprikemanusiaan, karena guru-guru ini sedang menolong anak-anak kita untuk meniti masa depan melalui pendidika,” tegasnya.
Ia juga menilai, guru yang di pedalam seharusnya dilindungi bukannya menjadi korban, lantaran keberadaan guru untuk dengan keterbatasan di pedalam Papua yang sangat sulit untuk dicari.
“Saat ini untuk guru yang bertugas di pedalam sangat sulit, mau tinggal saja kami sangat bersyukur sekali, bahkan sekolah yang dibangun di pedalam papua itu sangat setengah mati, malah di bakar seenaknya,” bebernya.
Diketahui Otovianus Rayo yang merupakan guru yang mengabdikan diri untuk mengajar di Kampung Juklukoma Distrik Beoga tewas di tembak di kios miliknya pada Kamis 8 Aprli 2021 lalu. Sedangkan Yonata Rande (28) tewas di kampung Ongolan Distrik Beoga pada Jumat 9 Aprli 2021, kemarin sekitar pukul 16.45 WIT.
Kedua korban tewas akibat di tembak oleh kelompok criminal bersenjata di bawah pimpinan Sabinus Waker. Dari informasi yang diperoleh kelompok yang kini berada di distrik Beoga Kabupaten Puncak berjumlah 75 orang dengan dilingkapi 30 puncuk senjata api. Yang mana kedua kelompok itu berasal dari kelompok pimpinan Sabinus Waker dan Lekagak telenggen.*