Serahkan Bantuan, Bupati Yuni Minta Pemda dan Gereja Bekerjasama Tolak Isu Negatif

Bupati Puncak Jaya, Dr. Yuni Wonda, S. Sos, S. IP, MM/dok.Humas Puncak Jaya

MULIAwartaplus.com - Memasuki Tri Hari Suci umat Kristiani di Kabupaten Puncak Jaya, Bupati Puncak Jaya, Dr. Yuni Wonda, S. Sos, S. IP, MM  menyerahkan bantuan perangkat tenda kepada Jemaat Gereja GIDI bertempat di Halaman Gereja Antiokhia Usir, Jumat (3/4). 

Penyerahan bantuan merupakan realisasi janji Bupati pada 2019 yang didasari keluhan jemaat yang mengadakan kegiatan rapat/ibadah di luar gereja (out door). 

Bupati Yuni menyebut bahwa bantuan tenda seharusnya diserahkan tahun lalu namun karena terkendala Covid-19 yang oleh pemerintah melarang aktivitas berkumpul masyarakat di masa Pandemi.

Bantuan tenda ini nantinya akan didistribusikan ke tujuh gereja Jemaat GIDI Daerah Mulia III (Antiokhia, eklesia, Eo Yuneri, agape, kasih, emaus, Galilea) masing masing sebanyak 2 unit. Sedangkan bantuan untuk jemaat GIDI Daerah Mulia II, Daerah Mulia I dan Klasis Yalu di Ilu, nanti akan menyusul. 

Bupati berharap tenda yang diberikan dapat dijaga dengan baik dan dimanfaatkan bukan untuk duka, acara besar pribadi, tapi khusus rapat atau Ibadah gabungan Gerejawi. Penyerahan simbolis dengan penyerahan tiang tenda kepada dewan gereja. 

Selain menyerahkan tenda, bupati juga membagikan masker kepada jemaat

"Kalau ke hutan ambil kayu sendiri tidak apa-apa. Tapi kalau masuk ke gereja, pasar dan disitu ada banyak orang harus memakai masker," ujarnya mengingatkan

Saat ini, lanjut Bupati, di Puncak Jaya sudah ada pasien Covid yang meninggal.

"Jadi kami serahkan simbolis 3000 masker untuk dipakai dengan baik. Kalau sudah kotor, dari pada uang dipakai judi togel, harga masker cuma 10.000 ribu lebih baik dari pada habis ratusan juta karena sakit," pesannya. 

Bupati Puncak Jaya menyebutkan bahwa, awal tahun 2022 Puncak Jaya lakukan lockdown untuk cegah Covid masuk untuk proteksi, tetapi skrg dirinya menyebutkan bahwa Corona sudah ada. 

"Hal itu suka tidak suka harus dihindari dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Pihaknya juga mengimbau seluruh Jemaat untuk tetap menjaga kesehatan," imbaunya.

Isu Hoax 

Sementara masalah isu Hoax masalah kampung yang banyak diplitir oleh oknum, Bupati tegaskan bahwa tugas pemerintah untuk pelayanan masyarakat ada di kantor, sedangkan gereja melayani jemaat di gereja. 

"Gereja dilarang keras ikut campur urusan pemerintah, karena hal itu merusak dan mengundang masalah."tegasnya. 

Dirinya kembali menegaskan agar gereja konsisten dan profesional dan tidak terlibat politik praktis dengan mempengaruhi pandangan politik jemaat. 

"Isu-isu beredar di jayapura dibawa oleh oknum. Disebarkan untuk memunculkan demo melawan pemerintah. Karena hoax itu jadi merusak. Karakter kita harus sesuai dengan alam kita," bebernya. 

"Kita orang gunung di gunung maka karakter dan pandangan juga sesuai tempat. Sebaliknya orang pesisir di pantai dengan pemikiran lain. Jangan bawa isu dari pesisir ke pedalaman/gunung untuk merusak Puncak Jaya. Begitu2 datang kami tolak dan usir," tegasnya lagi.  

Ketua Dewan gereja Mulia III GIDI, Pdt. Dennis Telenggen menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan. 

"Bapa lakukan bantuan terus kami dukung jalan terus, Kami sangat senang dan kami dukung dengan doa. Ucapan terima kasih kepada bapa juga sudah bantu gereja 50 juta rupiah untuk setiap gereja kemarin. Bantuan kami manfaatkan untuk bikin halaman, kumpul kayu balok untuk bangun sarana dan kebutuhan gereja lainnya," ungkap Pdt. Denis. (Adv)