Aksi Bom Bunuh Diri di Makassar, Aksi Yang Biadab

Para tokoh lintas agama saat mengeluarkan keterangan pers perihal aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar/Cholid

JAYAPURA,wartaplus.com - Tokoh Lintas Agama Provinsi Papua mengeluarkan enam pernyataan sikap, pasca insiden bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan.

Enam pernyataan sikap yang di bacakan tokoh intelektual dan tokoh awam gereja Katolik Papua, dr.Aloisius Giyai yakni mengutuk keras aksi bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar.

Meminta agar Kapolri, Panglima TNI, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Agar mengusut tuntas kasus tersebut, termasuk dengan yang mengarah pada terorisme di Indonesia.

Meminta kepada umat beragama di Provinsi Papua untuk tidak terprovokasi dengan insiden bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar.

Meminta agar Kementrian Agama Republik Indonesia untuk mengambil tindakan tegas terhadap aliran yang dapat mengarahkan pada kesatuan dan kedamaian umat beragama.

Meminta kepada aparat keamanan untuk mengambil langkah awal dalam pengamanan di Rumah ibadah di Papua

Menghimbau kepada seluruh lapisan umat beragama di Papua agar senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan, serta membangun komunikasi apabila mendapatkan informasi serta pergerakan yang mengarah pada aksi Teror.

Terkait aksi bom bunuh diri yang terjadi di Makassar, Aloisus meminta agar umat muslim di Papua tetap tenang karena baro meter toleransi Di Indonesia ada di Tanah Papua.

"Aksi yang terjadi itu bukan menjerumus ke agama tertentu, melainkan itu hanya oknum yang tidak ada sangkut pautnya dengan ajara agama apapun, dan aksi itu harus kita lawan bersama," tegas.

Dengan memasukkan hari raya Paskah, Ia pun meminta kepada seluruh umat kristiani tidak perlu khawatir, dan percayakan kepada aparat keamanan yang ada.

"Mari kita percaya kepada pihak kepolisian Dan TNI untuk mengamankan rumah ibadah," bebernya.

Sementara itu Ketua MUI Papua, KH. Syaiful Islam Al Payage meminta agar semua umat muslim di Papua untuk bersama sama menjaga Keamanan serta ketertiban.

"Kerukunan umat beragama di Papua yang sudah terjalin sejak lama ini kami akan tetap jaga sampai kapanpun tanpa terpancing dengan isu yang terjadi di luar sana," bebernya.

Ia pun membeberkan para tokoh lintas agama di Papua, telah bersepakat bahwa tindakan serta perilaku yang sifatnya terorisme adalah tindakan yang biadab.*