Konferensi Pemuda Tingkat Dunia

Stafsus Presiden Billy Mambrasar Jadi Pembicara Utama di Istambul

Stafsus Milenial Presiden Indonesia, Billy Mambrasar saat jadi pembicara di Konferensi Tingkat Dunia Pemuda Istanbul, yang berlokasi di Hotel Ramada, Kota Istanbul, Turki (24/03/2021/Istimewa

TURKI,wartaplus.com - “Saya sangat terkesan dengan strategi pemerintah Indonesia, dalam respons cepat tanggapnya, mengelola pendidikan Indonesia, di era Pandemi Covid 19,"ujar Emer ORUC,  dari Kementerian Kebudayaan Turki, setelah mendengar paparan Stafsus Milenial Presiden Indonesia, Billy Mambrasar, saat memaparkan strategi pendidikan Indonesia di era Pandemi Covid.

Momen ini terjadi di Konferensi Tingkat Dunia Pemuda Istanbul, yang berlokasi di Hotel Ramada, Kota Istanbul, Turki (24/03/2021) diselenggarakan oleh Organisasi Pemuda yang didirikan oleh alumni Pesantren Gontor Indonesia: Youth Break the Boundaries (YBB), bermitra Islamic Countries Youth Forum (ICYF), dan pemerintah negara Islam lain seperti Turki, Pakistan, dan Azerbaijan.

Konferensi ini dihadiri oleh ratusan delegasi, dari beberapa negara seperti: Indonesia, Azerbaijan, Pakistan, Turki, Bangladesh, Ekuador dan beberapa negara lain. Hadir sebagai pembicara kunci, selain Billy Mambrasar, juga Wakil Ketua DPR RI: M. Azis Syamsuddin, 5 Anggota DPR dari Beberapa Komisi, Juru Bicara Presiden Pakistan, Duta Besar RI untuk Turki, serta beberapa pejabat perwakilan beberapa negara.

“Ketika mendengar kisah inspirasi dari para alumni Pesantren Gontor yang sekarang berkarya di seluruh dunia, air mata saya tumpah, mendengar perjuangannya. Saya sendiri berasal dari daerah paling timur Indonesia yaitu Papua, dan dari keluarga yang hidup apa  adanya, dan pendidikan merupakan sebuah hal istimewa yang dapat dinikmati sebagian besar orang saja. Saya tidak termasuk dalam kelompok istimewa tersebut, tetapi saya bersyukur atas perhatian pemerintah melalui beberapa program yang mendukung saya dan ribuan anak Indonesia lain,"ujar Billy Mambrasar membuka paparannya.

Pada awal presentasinya, Billy membagi cerita tentang kehidupan masa kecilnya, dan betapa sulitnya akses pendidikan kala itu. Jauh berbeda dengan apa yang dialami sekarang. Mahasiswa Oxford, dan Mahasiswa yang terdaftar aktif di Universitas Harvard, Amerika Serikat ini, menjelaskan program-program Pendidikan yang dikeluarkan pemerintah, cukup membantu anak-anak Indonesia, yang berasal dari latar belakang kurang beruntung sepertinya, untuk dapat melanjutkan pendidikannya.

“Saya sejak S1, menerima beasiswa Otonomi Khusus, sebuah program beasiswa yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia, untuk anak-anak dari Provinsinya, yaitu Papua. Sekarang, menempuh pendidikan lanjutan, Billy menjelaskan bahwa dia menerima beasiswa dari Pemerintah, yaitu beasiswa LPDP, yang juga diberikan kepada ribuan anak-anak Indonesia Lainnya”, Terang Billy Mambrasar, yang memaparkan berbagai program beasiswa pemerintah Indonesia.

Lebih lanjut, Billy mengatakan bahwa pertama kali diangkat jadi Staf Khusus Presiden, Pak Presiden menanyakan, “Apa yang akan kamu lakukan dan fokuskan. Lalu saya jawab, “ Pak Presiden, saya ingin memberikan masukan terbaik untuk program-program Pendidikan, dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia Indonesia menuju Indonesia menjadi negara maju”.

Dalam presentasinya, Billy menyoroti beberapa isu Pendidikan di Indonesia,sebelum era Pandemi Covid 19, yang harus diperbaiki, untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju. Tanpa ada intervensi tertentu, maka pademi Covid 19 akan makin memperburuk situasi tersebut. 

Isu pertama yang di diskusikan adalah: ketimpangan. Masalah ini khususnya terlihat jelas antara sekolah diwilayah Rural dan sekolah diwilayah perkotaan, seperti: jumlah dan aksesibilitas ke sekolah, Infrasturuktur pendidikan, Jumlah dan kualitas guru, Implementasi kurikulum dan kualitas tenaga kependidikan.

Terkait erat dengan Pendidikan adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yang menjadi indikator seberapa jauh Pendidikan berdampak disuatu wilayah. Saat ini dalam presentasi, Billy menggunakan Provinsi Paling Timur yaitu Papua dan Papua Barat menjadi contoh, dalam menunjukkan persoalan Pendidikan didaerah Rural (persoala-persoalan ini juga dialami diwilayah-wilayah rural di Indonesia). 

Dilihat dari IPM, terlihat perbedaan yang besar antara Jakarta dengan nilai 0,807 dan menduduki peringkat pertama Nasional. Sementara Provinsi Papua menduduki peringkat terakhir (peringkat 34) dengan nilai 0,604 dan Papua barat diurutan kedua terakhir (peringkat 33) dengan nilai 0,650. 

Isu kedua, lanjut Billy, adalah Jumlah Guru juga sangat berpengaruh bari kemajuan suatu bangsa. Saat ini tercatat jumlah guru tidak seimbang. Di Papua jumlah gutu tercatat sebanyak 35.301, sedangkan di Papua Barat 15.964. Dijakarta guru berjumlah 95.607 dan secara Nasional jumlah Guru sebanyak 3.291.859. 

“Pemerintah saat ini, bahkan di tengah pandemi Covid 19, kemudian mengeluarkan berbagai terobosan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut, dan kita bisa melihat, terobosan seperti Perpres No. 98, untuk penyetaraan gaji dan tunjangan guru bukan PNS dengan PNS, juga beberapa program untuk peningkatan gaji guru, akan dapat meningkatkan jumlah guru berkualitas”, Papar Billy Mambrasar

“Selain itu, Kemendikbud juga mengeluarkan program Kampus mengajar, untuk memberikan guru komplementari yang dapat meningkatkan aksesibilitas pengajaran untuk seluruh komponen masyarakat. Penganggaran pendidikan juga terus meningkat, dan respons cepat tanggap saat pandemi berhasil. Kabar gembira untuk kita semua, angka Indeks Pembangunan Indonesia, telah masuk ke dalam kategori kelas menengah dunia, sejak tahun lalu,”ujar Billy dalam paparannya. 

Pada masa pendemi ini, Billy mengatakan “pemerintah telah melakukan yang terbaik dalam bidang Pendidikan dengan kementrian Pendidikan” Respon cepat pemerintah berupa kebijakan yang dibuat, Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang setiap tahun diterima sekolah untuk operasional sekolah, pada masa pandemic boleh digunakan untuk memenuhi kuota dan pulsa pendidik dan murid, termasuk bantuan langsung dari pemerintah. 

Kurikulum penyesuaian sistem, juga menjadi bagian yang disoroti. Penyederhanaan kurikulum dan menjadi Langkah tepat dalam memutus penyebaran covid 19. Intervensi program sosial berupa pemberian pulsa dan kuota data internet per bulan, per anak diharapkan menjadi penyemangat dan jembata antara Ketika pulang kerumah nanti sudah.

Selain memberikan apresiasi atas kinerja pemerintahan tersebut, Emre ORUC juga memaparkan program beasiswa dari Pemerintah Turki, untuk anak-anak Indonesia yang ingin berkuliah di Turki, dengan gratis, atas pembiayaan pemerintah Turki.

“Kami terus meningkatkan jumlah kuota beasiswa untuk anak-anak Indonesia, dan kami berharap, 2 negara muslim ini bisa menjadi mitra kerja Pembangunan dalam Jangka Panjang. Sampaikan salam saya untuk Pak Presiden, semoga beliau sehat selalu”, Ujar Emre, seperti terlihat dalam video Pendek yang diunggah Stafsus Billy Mambrasar, dalam channel youtubenya.

Diakhir presentasi, Billy Mambrasar mengingatkan seluruh delegasi konferensi Internasional ini dengan 4 pesan sebagai berikut:

Pertama, Pendidikan tidak boleh dilupakan, walaupun di era Pandemi Covid 19 sekalipun. Apa yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia merupakan upaya untuk tetap mendorong Indonesia, menjadi negara Maju, dengan arahan Presiden, bahwa prioritas pada SDM menjadi fokus Pemerintah Indonesia saat ini.

Kedua, kita harus mengapresiasi Pemerintah baik eksekutif dan legislatif, atas apa yang telah dilakukan. Mereka ini membuat keputusan dengan cepat, tepat dan relevan dalam situasi ini. 

Ketiga, belajar dari pengalaman perjuangan hidup saya dan Pak Azis, wakil ketua DPR RI, dan juga para pembicara hari ini, pendidikanlah yang memampukan kita untuk berada di titik saat ini. Oleh sebab itu, mari kita jangan menyerah, sekolah dan fokus menyelesaikan pendidikan kita dengan nilai terbaik. Lalu kembangkan diri kita dengan berbagai kegiatan organisasi dan ekstra kurikuler lainnya.

Keempat, mari selalu tempatkan diri kita sebagai pemimpin, di tengah situasi krisis sekalipun. Kita sebagai anak muda, harus berlatih menjadi pemimpin, dan kita harus menawarkan solusi, bukannya malah “nyinyir” dan marah-marah. Misalnya, kita bisa membantu mendirikan pusat belajar informal di kampung kita, untuk mendorong penyediaan pendidikan bagi semua orang.